TEMPO.CO, Jakarta - Yamaha Indonesia Motor Manufacturing telah memperkenalkan generasi terbaru Yamaha R25 yang mengalami sejumlah perombakan pada desain fairing dan mengubah distribusi bobot. Tempo ikut menjajal motor baru andalan Yamaha ini dan merasakan handling motor lebih mudah dan stabil. Posisi duduk juga terasa nyaman meski desainnya kini lebih sporty.
Baca: Mesin Masih Sama, Yamaha R25 2019 Lebih Kencang 8 KM/Jam
General Manajer After Sales dan Motorsport YIMM Muhamad Abidin mengatakan Yamaha memiliki resep khusus agar R25 memiliki handling mumpuni yang nyaman di jalan maupun di sirkuit. Salah satunya, Yamaha mengubah titik berat atau eight balance yang semula 49,3 : 50,7 kini telah diubah menjadi 50:50. "Yang dulu belum perfect betul, kini selain pengubahan titik berat juga adanya desain posisi duduk dan penggunaan upside down," katanya, Kamis 8 November 2018.
Rangka Yamaha R25 generasi baru. Sumber: young-machine.com
Suspensi upside down juga memberikan peran soal handling yang ringan. Karena suspensi upside down memiliki jarak main suspensi lebih panjang. Dimensi juga bisa lebih besar otomatis handling kemudi depan suspensi sangat penting terutama untuk manuver ability. "Ada yang merasakan bahwa motor ini bukan R25," ujarnya.
Posisi duduk mengalami perubahan setelah posisi setang diturunkan 20 mm dan desain tangki yang lebih jenong namun melebar. Sehingga pengendara memiliki posisi duduk lebih sporty dibandingkan model lama. Ditambah lagi, desain fairing yang lebih meruncing dengan saluran udara di depan mempengaruhi capaian kecepatan meningkat hingga 8 kilometer per jam. Handling meningkat juga ditunjang dengan penggunaan ban standar IRS yang memiliki performa sedikit dibawah ban radial. "Tipenya lebih baik dari yang dulu, tapi saya lupa tipenya," ujarnya.
Baca: Hadir di Booth Yamaha Saat IMOS, Jokowi Tertarik dengan Motor Ini
Meski model baru, Yamaha masih percaya diri dengan mesin lama. Menurut Abidin, mesin Yamaha R25 sangat reliable sejak diluncurkan pada 2014 nyaris tanpa masalah meski pernah mengalami recall untuk memberikan jaminan keselamatan bagi konsumen. Ditanya soal Yamaha tidak mencangkokkan VVA dan slipper cluth, Abidin beralasan VVA sangat efektif di mesin bertipe SOHC, sedangkan mesin R25 adalah DOCH. "Sinkronisasi pemasangan VVA di dua silinder tidak gampang, yang kedua costnya bisa lebih mahal. Jadi dianggap cukup dengan menggunakan DOHC yang sekarang," katanya.