TEMPO.CO, Jakarta - PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) mendonasikan mobil Suzuki berbagai model ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di berbagai wilayah di Indonesia. Program ini merupakan bagian dari upaya Suzuki Indonesia untuk membangun kualitas pendidikan, khususnya siswa-siswi SMK melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Suzuki Peduli Pendidikan.Seremoni penyerahan donasi ini dilaksanakan pada Selasa, 11 Desember 2018, di pabrik Suzuki Tambun, Bekasi.
Section head Building Construction & Facility Department HRD & GA PT SIM Fajar Dewanto mengatakan bahwa Suzuki sebagai perusahaan otomotif terpanggil untuk berkontribusi di sektor pendidikan. “Kami ingin lulusan SMK punya kualitas dalam bidangnya sehingga siap untuk terjun ke dunia kerja,” kata Fajar dalam siaran pers yang diterima Tempo, Kamis, 13 Desember 2018.
Baca: Suzuki Gratiskan Servis 500 Angkot di Jakarta, Simak Jadwalnya
Menurut Fajar, program Suzuki Peduli Pendidikan merupakan titik awal Suzuki Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di bangku SMK. “Melalui donasi unit-unit mobil Suzuki seperti Suzuki APV, Suzuki Ertiga, dan Suzuki Karimun Wagon R ke 7 SMK, pihak sekolah dapat memanfaatkan unit tersebut sebagai alat kerja praktik pembelajaran bagi para siswa,” ujarnya.
Donasi mobil dalam program Suzuki Peduli Pendidikan merupakan langkah PT SIM untuk menjalin sinergi dengan dunia pendidikan agar kualitas para siswanya meningkat. Mengakhiri tahun 2018, PT SIM memberikan donasi mobil Suzuki ke 7 SMK yang terdiri dari SMK Assadatul Abadiyah Bekasi, Jawa Barat; SMK Futuhiyyah Mranggen, Demak, Jawa Tengah; SMK Palapa Semarang, Jawa Tengah; SMK Negeri 1 Gantar Indramayu, Jawa Barat; SMKN 7 Baleendah, Bandung, Jawa Barat; SMK Muhammadiyah 2 Taman, Sidoarjo, Jawa Timur; dan SMK Darma Siswa 1 Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca: Suzuki Jimny Masuk Australia 26 Januari 2019, Indonesia Kapan?
“Melalui program ini, kami harap mobil yang kami donasikan tidak hanya menjadi alat pembelajaran bagi para siswa, tapi juga dapat mempersiapkan calon-calon tenaga ahli profesi di bidang otomotif yang lebih berkualitas, sehingga nantinya dapat mengurangi angka pengangguran lulusan SMK di Indonesia,” katanya.