TEMPO.CO, Boyolali - Meski PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK)---produsen mobil Esemka---belum diresmikan, pabriknya yang berada di wilayah Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, sudah mempekerjakan sejumlah karyawan atau pekerja magang sejak beberapa bulan lalu.
Baca: Pabrik Mobil Esemka Belum Juga Diresmikan, Begini Situasinya
Baca: 11 Tipe Mobil Esemka Lolos Uji, Pick Up Kemungkinan Diproduksi
Soal persiapan pabrik mobil Esemka ini pernah diungkapkan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono kepada Koran Tempo, Kamis, 25 Oktober 2018. Ketika itu Hendropriyono mengaku sudah tidak lagi ikut mengelola mobil Esemka. Namun ia mengaku mengunjungi pabrik mobil Esemka pada 3 Oktober 2018. “Agar tahu apa keluhan mereka, apa rintangannya,” kata Hendropriyono kepada Tempo. “Sekarang 75 persen lebih pabrik sudah siap.”
Baca: Mobil Esemka Gunakan Komponen dari Cina
Menurut dia, produsen Esemka saat ini tengah berfokus menyelesaikan pembangunan pabrik. Pembangunan tahap I telah rampung. “Tahap II yang 25 persen,” kata Hendropriyono. “Baru kemudian berproduksi massal. Mereka hanya bilang ingin secepatnya,” seperti diberitakan Koran Tempo, Jumat, 26 Oktober 2018.
Rekrut Pekerja Magang
PT SMK diketahui telah membuka rekruitmen bagi para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari jurusan otomotif pada Mei 2018. Pekerja magang diambil dari SMK di sekitar pabrik.
“Selain dari sekolah kami, ada juga dari beberapa SMK lain di Kabupaten Boyolali,” kata guru otomotif SMK Negeri 1 Sambi, Kabupaten Boyolali, Anwar Yasin, saat ditemui Tempo di ruang kerjanya pada Senin, 22 Oktober 2018.
Baca: Pabrik Mobil Esemka Rekrut Lulusan SMK di Boyolali Sejak Mei 2018
Yasin mengatakan, ada 40 alumnus SMK N 1 Sambi dari jurusan otomotif yang saat ini magang kerja di pabrik PT SMK yang berada di wilayah Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Boyolali. Sebanyak 40 alumnus itu terdiri dari lulusan tahun 2017 dan 2018.
“Terpilih 40 orang itu setelah melalui proses seleksi, bukan karena batasan kuota. Seleksinya sekitar Mei lalu. Semuanya alumnus. Kalau yang masih berstatus siswa tidak ada yang magang di sana,” kata Anwar tanpa menjelaskan secara detail ihwal proses seleksi untuk magang kerja di PT SMK tersebut.
Anwar berujar, para peserta magang kerja di PT SMK itu tentu akan mendapatkan honor yang layak meski dia tidak menyebutkan berapa nilainya. Anwar juga mengaku tidak tahu ihwal pekerjaan apa yang akan ditangani para mantan siswanya di pabrik yang berjarak sekitar lima kilometer dari Bandara Adi Soemarmo Solo itu.
Baca: Jokowi Berjanji Resmikan Mobil Esemka Jika Produknya Terealisasi
“Saya ke sana (PT SMK) hanya untuk proses simbolis, menyerahkan alumnus yang lolos seleksi. Apakah pabrik itu sudah mulai berproduksi, saya tidak tahu karena saya tidak masuk sampai ke dalam-dalam,” kata Anwar yang siang itu tampak tergesa karena hendak mengajar.
Dari pantuan Tempo di pabrik PT SMK pada 3 Oktober lalu, tampak ada puluhan pemuda yang mengenakan seragam praktek kerja lapangan (PKL). Dari seragam tersebut, diketahui bahwa mereka berasal dari sejumlah SMK negeri maupun swasta di Boyolali dan Kota Solo. Ada pula sebagian yang mengenakan seragam PKL dari salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Solo.
“Informasi yang kami dengar, mereka yang magang kerja itu dapat honor sesuai UMK (Upah Minimum Kabupaten) Boyolali sekitar Rp 1,5 juta. Kalau siang mereka makan di kantin sekitar pabrik mobil Esemka. Biaya makannya juga ditanggung perusahaan, mereka tinggal menukarkan kupon,” kata Ipung, 40 tahun, warga Desa Senting, Kecamatan Sambi, yang tinggal tidak jauh dari pabrik PT SMK.