TEMPO.CO, Jakarta - Hyundai akan mulai membangun pabrik mobil listrik di Indonesia sebagai bagian dari investasi US$ 880 juta atau Rp 12,8 triliun. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, mengatakan pabrik Hyundai akan memiliki kapasitas produksi tahunan sekitar 250.000 unit. Menteri juga mengungkapkan bahwa rencana saat ini 47 persen kendaraan yang diproduksi untuk dijual di pasar lokal dan 53 persen diekspor, sebagian besar ke Asia Tenggara dan Australia.
Baca: Penjualan Sedan Hyundai Accent 2018 Nol, Ini Penjelasan Bos HMI
Pabrik ini akan menjadi pabrik mobil pertama Hyundai di Asia Tenggara dan membantu pembuat mobil Korea Selatan mengurangi ketergantungannya pada Cina, di mana penjualan telah dirugikan oleh ketegangan diplomatik antara kedua negara.
Salah satu faktor penyebab Hyundai memilih Indonesia sebagai lokasi pabrik kendaraan listrik adalah bahwa negara ini memiliki cadangan bijih nikel laterit yang besar, bahan utama yang diperlukan untuk produksi baterai lithium-ion.
Meskipun kehadiran kuat Hyundai di puluhan pasar di seluruh dunia, Hyundai telah berjuang untuk masuk ke Asia Tenggara. Di Indonesia, misalnya, hanya terjual 1.372 kendaraan antara Januari dan Oktober 2018. Sebagai perbandingan, Toyota menjual 463.565 unit dalam periode waktu yang sama.
Simak: Kata Bos Hyundai Soal Penyebab Pasar SUV Stagnan
Investasi terbaru Hyundai senilai US$ 880 juta di Asia Tenggara datang tidak lama setelah perusahaan mengumumkan investasi besar $ 250 juta pada perusahaan populer lokal Grab.
CARSCOOPS