TEMPO.CO, Jakarta - Grup Geely Cina mengatakan belum menjual saham di Daimler AG, membantah laporan Bloomberg bahwa perusahaan Cina telah memangkas 9,7 persen sahamnya di pembuat mobil Jerman.
“Sebagai investor jangka panjang, Zhejiang Geely Holding belum menjual saham apa pun. Kepemilikan saham Daimler tetap tidak berubah,” kata juru bicara Geely yang berbasis di Hangzhou kepada Reuters, Jumat, 11 Januari 2019.
Bloomberg melaporkan bahwa miliarder Cina Geely Shufu Li telah menjual 5,4 persen saham, mengutip orang-orang yang akrab dengan masalah ini, tetapi bahwa pemilik baru saham tidak diketahui.
Baca: Demi Akses Teknologi, Pabrikan Cina ini Beli Saham Daimler AG
Laporan itu muncul ketika Morgan Stanley mengungkapkan dalam sebuah pengajuan pada Kamis bahwa mereka telah meningkatkan kepemilikan Daimler menjadi 5,39 persen dari 0,34 persen pada 4 Januari. Menurut Bloomberg, Morgan Stanley memegang saham atas nama orang lain.
Daimler dan Morgan Stanley menolak mengomentari laporan Bloomberg.
Li telah mengambil 9,7 persen saham di Daimler pada 2018, meminta pembuat mobil Mercedes-Benz untuk membentuk aliansi untuk lebih baik melawan ancaman dari perusahaan mobilitas pemula.
Baca: Setelah Akuisisi Saham Daimler, Geely Ingin Buat Mobil Terbang
Langkahnya menghidupkan kembali kekhawatiran Jerman tentang teknologi tinggi yang jatuh ke tangan orang Cina dan Daimler awalnya menolak keras prospek aliansi, sebagian karena kekhawatiran hal itu mungkin mengasingkan mitra Cina BAIC yang ada di Mercedes.
Tetapi perusahaan tetap dalam pembicaraan tentang bidang-bidang kerja sama potensial dan pada Oktober, dan mengumumkan rencana mereka mendirikan perusahaan patungan kendaraan berbagi di Cina.