Candi Borobudur
Tepat pukul 04.00 WIB alarm di smartphone berbunyi, membangunkan saya yang masih lelap di balik selimut tebal. Pagi ini destinasi penting yang harus kami kunjungi adalah Candi Borobudur. Candi yang diperkirakan dibangun pada tahun 800 Masehi. Misinya, menyambut matahari terbit atau istilah kerennya sunrise.
Sunrise di Candi Borobudur. 15 Januari2 019. TEMPO/Wawan Priyanto
Beruntung, pagi itu cuacanya sangat cerah. Bahkan menjadi pagi yang cerah setelah beberapa sebelumnya selalu diguyur hujan. Tepat pukul 05.36 matahai mulai muncul di ufuk timur candi. Indah, dengan langit warna merah terang. Di puncak candi, tepatnya di sisi timur yang menghadap Gunung Merapi, banyak sekali wisawatan yang mengabadikan momentum indah ini. Kebanyakan wisatawan dari mancanegara.
Selain matahari terbit yang eksotis, kami mendapatkan tumpangan yang sangat istimewa, yakni mengendarai Mercedes-AMG G 63 Edition 1. Mobil ini merupakan top of the line dari keluarga SUV Mercedes.
Menggendong mesin 4.0L biturbo berkonvigurasi V8 dengan output 585HP dan torsi 850 Nm. Dari semua mobil SUV Mercedes-Benz yang diboyong ke Yogyakarta, inilah yang paling mahal. Maret nanti mulai dipasarkan dengan harga (off the road) Rp 5,459 miliar. Hanya saja, model yang akan meluncur di Indonesia nantinya adalah versi standar. “Tapi konsumen dapat melakukan customize sendiri menjadi Edition 1,” kata Raditya Airlangga, Product Planning Manager PT MBDI. Well, rasanya mobil ini banyak masuk dalam wishlist mereka para penggila SUV.
Mercedes-Benz GLA 200 AMG Line (merah), Mercedes-AMG G 63 Edition 1 (abu-abu), dan Mercedes-Benz GLC 200 AMG Line (putih) dengan latar belakang Candi Borobudur, 15 Januari 2019. (MBDI)
Tak banyak waktu di hari terakhir yang kami lewatkan. Pukul 07.00 kami kembali hotel. Satu jam berikutnya, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju destinasi selanjutnya yakni Curug Lawe di Desa Kalisidi, Ungaran Barat, Semarang. Sayangnya, hujan deras menyambut kami begitu sampai di parkiran tepat di tengah hari. Misi untuk menikmati keindahan air terjun dengan suasana alami di kaki Gunung Ungaran ini terlewatkan.
Meski kecewa, tapi saya cukup puas menikmati perjalanan sekitar 2 jam 40 menit dengan jarak 92 kilometer. Saya mengendarai SUV Mercedes-Benz GLC 250d. Mobil ini dibekali mesin 4 silinder turbodiesel berkapasitas 2.143cc.
Mesin ini sanggup menghasilkan tenaga sebesar 204 HP pada 3.800 rpm dengan torsi 500 Nm. Mobil ini dipasarkan dengan harga Rp 1,289 miliar (off the road). Meski bertubuh bongsor, handling mobil ini cukup mudah. Bermanuver tajam bukan menjadi masalah berarti. Batal menyusuri air terjun, kami langsung menuju Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang, dan kembali ke Jakarta.
Simak video test drive Mercedes-AMG G 63 Edition 1