TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil mewah asal Inggris, Jaguar Land Rover (JLR) menutup pabriknya karena Brexit. Lantas adakah pengaruhnya di Indonesia? Mengingat semua produk JLR didatangkan dari Inggris.
Disampaikan Brand Director JLR Indonesia, Jentri Izhar, saat ini belum ada pengaruh apapun yang dirasakan atas tutupnya pabrik JLR di Inggris. Namun diprediksi pengaruhnya akan berdampak pada harga mobil nantinya.
"Karena nanti pengaruhnya lebih ke produksi, supplay chainnya nanti tergantung dari sananya," ujarnya kepada wartawan, di Jakarta, Selasa 12 Februari 2019.
Baca: Ratusan Unit Jaguar Land Rover Diklaim Terjual Sepanjang 2018
Sedangkan untuk pengiriman produk ke Indonesia disebut tetap akan berjalan lancar. Karena kata Jentri, pengiriman produk tidak ada hubungannya dengan penutupan pabrik.
"Pengiriman tidak pengaruh, pengaruhnya lebih ke dampak ke harga. Pengiriman itu realtif sekali cukup fleksibel," katanya.
Strategi pun belum disiapkan oleh JLR Indonesia, karena memang saat ini dampaknya belum bisa ditebak. Namun lanjut Jentri mengatakan, pihaknya akan terus berusaha agar dampaknya tidak terlalu besar.
Baca: Land Rover Discovery dan Range Rover Evoque 2019 Masuk Indonesia
"Kita harus lihat. Terus terang saja kami belum bisa nebak impactnya seberapa besar, apa lagi mungkin teman-teman sudah dengar dengan pengumuman JLR akhir-akhir ini," lanjutnya.
"Kami pun sedang menghadapi isu-isu sendiri di dalam Jaguar Land Rover, jadi saya rasa Brexit adalah challange berikutnya," tutup Jentri.