TEMPO.CO, Sampit - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menyambut kedatangan mobil listrik buatan anak negeri Blits. Wakil Bupati HM Taufiq Mukri mendukung penuh pengembangan mobil listrik karena membawa manfaat yang lebih besar dibanding mobil konvensional atau berbahan bakar minyak.
"Mobil listrik ini tentu jauh lebih murah, hemat, aman dan ramah lingkungan. Makanya nanti kalau sudah dipasarkan dan harganya terjangkau, pemerintah daerah sangat tertarik untuk membelinya," kata Wakil Bupati HM Taufiq Mukri di Sampit, Sabtu 16 Februari 2019.
Baca: Menteri Airlangga Kasih Jempol untuk Mobil Listrik Blits
Taufiq juga memberangkatkan rombongan PLN Blits Explore Indonesia di halaman kantor PT PLN ULP Sampit. Sebelumnya mobil listrik itu bertolak dari Pontianak, Kalimantan Barat dan akan melanjutkan perjalaman menuju Kota Palangka Raya. Taufiq mengaku sangat tertarik dengan teknologi mobil buatan anak negeri ini. Banyak keunggulan sehingga sangat mendukung mobil listrik itu terus disempurnakan untuk nantinya dipasarkan secara luas kepada masyarakat.
Ini menjadi sebuah kebanggaan karena Indonesia mampu memproduksi mobil listrik yang berkualitas. Ini menjadi babak baru bagi perkembangan dunia otomotif Indonesia yang diharapkan membawa manfaat besar bagi masyarakat. "Nanti tinggal disesuaikan dengan kondisi geografis di Indonesia. Seperti di Kalimantan Tengah ini tentu kebutuhan jenis mobilnya berbeda dengan di Jawa yang infrastrukturnya sudah bagus," kata Taufiq.
Ketua Tim PLN BLITS Explore Indonesia, Agus Muhlisin mengatakan, sejak perjalanan dimulai November 2018 hingga tiba di Sampit, mobil listrik yang diberi nama Kasuari tersebut sudah menempuh perjalanan sejauh 5.900 kilometer. Tim berharap bisa menuntaskan perjalanan sejauh 15.000 kilometer pada Mei atau menjelang bulan suci Ramadhan nanti.
"Kegiatan ini untuk mencoba kemampuan komponen utama kendaraan yang kami buat, baik dari segi keamanan, performa dan lainnya. Ini penting bagi industri, apalagi jika mobil listrik ini nantinya ini dikembangkan secara luas," kata Agus.
Sejauh ini, Agus mengaku tidak ada kendala berarti terhadap mobil yang digadang-gadang akan diikutkan dalam Rally Dakar di Argentina nanti. Namun semua yang dialami selama kegiatan ini akan menjadi catatan penting dalam evaluasi agar bisa menyempurnakan mobil listrik tersebut.
Baca: Mobil Listrik Blits Jalani Pengujian di Jalur Pegunungan
Untuk sekali ngecas atau mengisi daya dengan daya batere 30 kWh, mobil ini mampu menempuh jarak sekitar 150 km pada medan terbaik. Artinya, setiap satu kWh dengan harga sekitar Rp1.500 mampu membawa mobil listrik itu melaju sejauh 5 km. "Itu jauh lebih irit dibanding bahan bakar semisal satu liter pertalite dengan harga Rp7.500 yang mampu menempuh 13 km, karena dengan harga sebesar itu bagi mobil listrik bisa digunakan untuk menempuh jarak sekitar 25 km," kata dia.
Mobil Listrik karya Universitas Budi Luhur dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) itu diharapkan akan menjadi produk kebanggaan Indonesia. Tim berharap ada dukungan investor atau dunia investasi agar mobil listrik ini bisa disempurnakan dan dipasarkan.
ANTARA