TEMPO.CO, Jakarta - Pasar mobil Low Cost Green Car dikenal LCGC atauKendaraan hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) pada tahun ini diprediksi bakal kembali menyusut. Penurunan penjualan model KBH2 sudah mulai terasa pada 2018.
Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, pasar low cost green car (LCGC) akan kembali turun karena konsumen mendapatkan tawaran menarik dari low multipurpose vehicle (LMPV).
Baca: Toyota Avanza Masih Jadi Favorit di OLX, Ini Rata-rata Harga Jual
"Konsumen terimingi untuk upgrade, tambah beberapa juta skema kredit, dapat model baru. Modelnya juga tidak terkesan murahan," ujarnya di Jakarta, Rabu 13 Maret 2019.
Soerjopranoto menjelaskan, faktor lainnya ialah berkembangnya pasar motor premium sehingga konsumen lebih memilih untuk naik kelas ke motor premium ketimbang ke model LCGC.
Tambah lagi, kehadiran layanan taksi daring membuat orang berpikir untuk tidak perlu memberi kendaraan. Dengan naik taksi daring, tidak perlu memikirkan parkir dan biaya lainnya.
"Itu kenapa tahun 2018 terjadi penurunan sekitar 10.000 hingga 15.000 kendaraan. Tambah lagi ada faktor nonpreforming financing [NPF] yang naik. LCGC akan turun lagi karena tidak ada produk atraktifnya," tambahnya.
Baca: Pajak LCGC Naik 3 Persen, Ini Kata Toyota dan Daihatsu
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, pangsa pasar model LCGC perlahan mulai menciut. Pada 2018, pangsa kendaraan LCGC tercatat sebesar 20 persen, sementara pada 2016 masih pada level 22 persen.
Tahun lalu, penjualan LCGC ke dealer (wholesales) terdata sebanyak 230.444 unit, turun 4,1 persen dibandingkan dengan realisasi pada 2017.