Kubil menuturkan jika persoalan overheat ini terus dibiarkan lama lama membuat performa mesin Starlet jadi menurun dan tak stabil. Baham bakar juga bisa lebih boros karena pembakaran tak sempurna.
"Bisa bisa turun setengah mesin kalau sudah kena, seperti (silinder) head melengkung, harus cek semua," ujarnya.
Kubil menuturkan mobil yang pertama diluncurkan di Indonesia sejak tahun 1985 itu idealnya memang dicek rutin kondisinya tiap jarak tempuh 5 ribu kilometer atau tiap tiga sampai empat bulan sekali.
"Terutama Starlet kotak yang keluaran sebelum tahun 1990, karena pengapiannya masih memakai platina harus lebih rutin, karena bahan platina kerjanya lebih berat dan berpotensi terjadi kerak," ujar ayah dua anak itu.
Baca: Begini Cara Menyiasati Mesin Toyota Starlet yang Sering Overheat
Berbeda halnya dengan Starlet keluaran lebih baru atau di atas tahun 1995 yang sudah menerapkan sistem CDI atau elektrik yang lebih simpel perawatannya.
Kubil menuturkan untuk seri seri Starlet lawasan di bawah tahun 1990, agar mesin tetap tokcer hal yang perlu diperhatikan memang lebih baragam. Misalnya pada saluran distribusi bahan bakar, filter bensin harus dicek guna memastikan sirkulasi bahan bakar lancar. Sebab jika saluran dan tangki sampai kaburator sampai tersumbat akan menggangu kinerja mesin.
"Starlet seri lama (di bawah tahun 1990) saluran bahan bakar dan tangki rentan keropos," ujarnya.
Kubil menyarankan pula untuk Starlet ini jangan sampai mengisi bahan bakar ketika sudah dalan kondisi limit alias habis sama sekali. Sebab kondisi ini bisa membuat kotoran di bawah tangki ikut terangkat dan akhirnya ikut terbawa ke proses pengapian.
Baca: Keren, Toyota Starlet 1990 Ini Sabet Gelar Best Original
Agar tunggangan makin nyaman, ujar Kubil, Starlet juga wajib selalu dicek bagian kaki-kakinya. "Yang sering terlewat pengguna Toyota Starlet itu bagian rem, saat karet karetnya sudah saatnya ganti, namun karena tak terlihat diabaikan," ujarnya.