TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepolisian setempat masih mendalami kasus penembakan showroom motor kawasaki PT Sumber Buana Motor Kulonprogo, DIY pada Selasa dini hari 26 Maret 2019. Dari penyelidikan awal, kepolisian menilai kasus itu tak termasuk dalam ranah teror.
"Kalau kami lihat dari penyelidikan awal ini bukan motif teror, tapi ada motif tersendiri," ujar Kapolres Kulonprogo Ajun Komisaris Besar Polisi Anggara Nasution dalam keterangannya Selasa 26 Maret 2019.
Baca: Jadi Sasaran Tembak, Begini Kondisi Dealer Kawasaki Kulonprogo
Anggara menuturkan dari olah tempat kejadian perkara yang dilakukan tim Inafis dari kondisi kaca dan lubang yang ada diduga berasal dari senapan angin atau air softgun. "Bukan teror karena melihat jenis peluru yang digunakan pelaku penembakan adalah peluru mimis, dari senapan angin, bukan peluru tajam," ujarnya.
Anggara menuturkan peluru mimis bukan berasal dari senjata api atau organik yang biasanya memakai peluru tajam. Penggunaan peluru tajam juga biasanya membuat objek tembakan mengalami tingkat kerusakan lebih hebat. Dalam kasus penembakan itu tembakan juga tak sampai menghancurkan kaca dealer.
Meski bukan motif teror kepolisian memastikan tetap mengusut tuntas kasus ini. "Kami terus mencari barang bukti terkait kasus ini dan melakukan pendalaman untuk menangkap pelakunya," ujarnya.
Anggara menuturkan dari hasil olah TKP sementara pihaknya menemukan dua bekas tembakan yang tak sampai menghancurkan atau menembus ke dalam.
Baca: Kawasaki KLX Ini Rasa Ninja Tarikannya Garang, Biaya Modif?
Sebelumnya Kapolda DIY, Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Dhofiri, menuturkan belum mendalami kasus penembakan showroom sepeda motor di Kulonprogo itu. Ia masih akan melakukan cross check dengan jajaran Polres Kulonprogo terkait insiden tersebut.
Dhofiri juga memerintahkan kepada jajarannya untuk mendalami peristiwa penembakan yang terjadi dini hari itu. Dofiri menilai peristiwa penembakan itu terlalu jauh jika dikaitkan berkaitan dengan gelaran pemilihan umum pada April mendatang. "Ya itu terlalu jauh, tidak bisa berandai-andai. Semuanya masih di dalami," tuturnya