TEMPO.CO, Jakarta - Geely, produsen mobil asal Cina meluncurkan kendaraan listrik premium, Geely Geometry, pada Kamis, 11 April 2019 untuk mendorong rencana meningkatkan produksi kendaraan energi terbarukan.
Langkah ini dilakukan untuk mengembangkan kendaraan yang ditenagai oleh sumber energi selain minyak. Tujuannya untuk memenuhi kenaikan permintaan, karena pasar mobil di dunia bakal dirancang untuk mengurangi polusi asap dan emisi.
Geometry akan menerima pesanan dari luar negeri tetapi fokus utama pada pasar Cina dan akan meluncurkan lebih dari 10 model Electric Vehicle atau EV di berbagai segmen pada tahun 2025. Perusahaan ini telah menerima lebih dari 26 ribu pesanan secara global untuk model pertamanya, Geometry A. Versi model yang lebih panjang dapat menempuh jarak hingga 500 kilometer dengan sekali pengisian daya.
Baca: Geely - Proton Mulai Pasarkan SUV X70, Penantang Baojun 530
Geely yang juga pembuat mobil tertinggi di Cina dengan investasi pada Volvo dan Daimler, meluncurkan Geometry di sebuah acara di Singapura dan mengatakan negara tersebut akan menjadi target pasar.
"Peluncuran Geometry dan produk pertamanya memajukan tujuan strategis Geely untuk menjadi salah satu dari 10 grup otomotif teratas dunia," kata An Conghui, Presiden Zhejiang Geely Holding Group.
Geely mendirikan perusahaan patungan baru dengan Daimler Jerman bulan lalu untuk membangun generasi Smart EV berikutnya di Cina. Smart adalah merek mobil kecil Daimler. Geely juga mengembangkan kendaraan komersial energi baru seperti truk pikap di unit lain, Yuan Cheng Auto.
Cina telah menjadi pendukung utama kendaraan energi baru termasuk baterai listrik, hybrid, dan teknologi plug-in hybrid, serta mulai menerapkan persyaratan kuota penjualan EV.
Baca: Beli Saham dari Cevian Capital, Geely Jadi Pemilik Terbesar Volvo
Menurut laporan Reuters, para pembuat mobil global sedang merencanakan lonjakan investasi senilai US$ 300 miliar atau setara Rp 4,2 kuadriliun dalam pengeluaran untuk teknologi EV selama lima hingga 10 tahun mendatang, hampir setengah dari uang itu ditargetkan untuk Cina.
Geely membukukan pertumbuhan penjualan 20 persen pada 2018. Namun, ia memperkirakan penjualan sebagian besar stabil tahun ini karena pasar mobil raksasa negara itu berjuang dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan konsumen yang lebih berhati-hati. Tahun lalu, pasar secara keseluruhan berkontraksi untuk pertama kalinya sejak 1990-an.
Produsen mobil Cina ini membeli Volvo Cars pada tahun 2010 dari Ford Motor Co, yang merupakan akuisisi terbesar produsen mobil asing Cina pada saat itu.
REUTERS | BERBAGAI SUMBER