TEMPO.CO, Jakarta - Toyota C-HR Hybrid telah diluncurkan PT TAM pada 22 April 2019 lalu. Mobil ini juga ikut tampil dalam ajang Indonesia International Motor Show atau IIMS 2019 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Penjualan Toyota C-HR Hybrid pada April 2019 diklaim mampu melampaui varian bensin.
Baca: Hatchback Suzuki Baleno dengan Logo Toyota Hadir di Juni 2019
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, berdasarkan data Toyota CH-R varian bensin, menunjukkan penjualan yang konstan di angka 40 unit per bulannya. "Dengan hadirnya Toyota C-HR hybrid, kami mendapat tambahan sekitar 60 unit, jadi total kombinasi keduanya sekitar 80 sampai 100 pada April 2019," ujarnya di Jakarta Kamis, 2 Mei 2019.
Tapi dirinya belum mengetahui apakah ke depannya akan ada pergeseran, karena jika dilihat perubahannya cukup signifikan dari sisi eksteriornya. Soal harga juga tidak terlalu jauh hanya terpaut Rp 30 juta. "Itu bisa jadi daya tarik sendiri buat customer untuk mengambil C-HR Hybrid sehingga C-HR gasoline bisa berkurang," katanya.
Ia menambahkan waktu inden C-HR Hybrid mencapai satu bulan dengan alasan produk Completely Built Up (CBU) yang merupakan waktu pengiriman dari luar negeri. Ia melanjutkan mengapa banyak yang mempermasalahkan lokalisasi karena dengan memiliki pabrikan di Indonesia berarti bisa melayani customer lebih cepat, mau ganti warna, engine transmisi, itu bisa lebih mudah.
Baca: Kata Bos Mitsubishi Setelah Melihat Langsung Toyota Avanza 2019
"Misalnya Avanza baru kita prediksi transmisi manual banyak, tapi ternyata setelah order berjalan matik lebih banyak, kita gampang bilang sama Daihatsu sebagai pemasok, karena pabrikannya di Indonesia," kata dia.
Soerjo menambahkan, kalau CBU, soal warna saja, misalnya C-HR warna green radian tiba-tiba booming, kemudian negara produsen ternyata ada yang tidak butuh baru bisa dapat. Jika tidak pesan terpaksa harus terima warna yang ada, itu kekurangan CBU.