TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebuah museum temporer khusus dunia skuter akan dibangun sebagai bagian venue kegiatan Indonesia Scooter Festival (ISF) 2019 yang berlangsung 21-22 September 2019 di Gedung Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta.
"Dari museum ini, pengunjung yang masih awam tentang skuter bisa menilik sejarah hingga perkembangan skuter saat ini, termasuk kenapa harganya ada yang melambung sangat tinggi," ujar Project Director Indonesian Sccoter Festival Kevin Pradana Tedy Rabu 15 Mei 2019.
Dalam museum ini nantinya pengunjung disuguhi jajaran display sample skuter berbagai tahun pembuatan dan kesejarahannya seperti apa. Juga detil soal info pabrik pembuatnya, spesifikasinya, hingga perbandingan harga beli dulu berapa dan sekarang jika dijual harganya berapa.
"Jadi museum ini memang akan mengulas berbagai kesejarahan skuter, sekarang ini kan kebanyakan orang tahunya saat skuter sudah jadi dan digunakan, museum ini bentuk edukasi dari ajang ISF itu," ujarnya.
Baca juga: Yogyakarta Bersiap Selenggarakan Indonesia Scooter Festival 2019
Project Manager Indonesia Scooter Festival (ISF) 2019 Dian Pedro menuturkan edukasi soal skuter sebagai salah satu kendaraan transportasi penting sehingga pengunjung tak kaget ketika melihat fenomena seputar skuter. Termasuk tidak kaget jika mendapat informasi harga skuter bisa gila-gilaan.
"Misalnya beberapa waktu lalu ada Vespa dari Bandung yang terjual sampai harga Rp 2,1 miliar," ujar Pedro.
Catatan Tempo, pada perhelatan ISF 2018 silam, sebuah Vespa seri Douglas 1955 dengan seluruh bodinya berlapis kayu sempat ditawar kolektor seni hingga Rp 1,9 miliar namun belum dilepas.
Vespa itu milik seorang pria bernama Eri Ashari, pendiri Best Wood Art, yang bermukim di Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
“Seluruh bahan Vespa itu saya buat dari sisa limbah kayu pensil,” ujar Eri saat berbincang dengan Tempo kala itu.
Pria yang kesehariannya menjadi supir taksi online di Bandung itu mengaku telah membangun Vespa limbah kayu pensil miliknya itu setiap hari selama tiga tahun mulai 2015 hingga 2018.
Namun, apakah yang dimaksud Pedro adalah Vespa kayu milik Eri, ia tak mengungkapnya lebih lanjut.
Pedro mengatakan dari museum skuter di ISF 2019 nanti, menjadi edukasi bagi pengunjung bagaimana dan seperti apa harga skuter bisa melambung dan jadi buruan pecinta hingga kolektor.
"Saat ini penggila skuter semakin luas sehingga beberapa seri harga jualnya menjadi luar biasa, dari museum itu nanti bisa dilihat berbagai contohnya," ujarnya.
Baca juga: Ada Lomba untuk Anak-anak di Indonesia Scooter Festival 2019
Untuk sample skuter yang akan dipajang dalam museum itu sendiri akan menjadi kejutan tersendiri sehingga belum akan diungkap.
Yang pasti, dalam perhelatan ISF 2019 ini tak hanya akan memajang skuter klasik namun juga modern. "Sebanyak 70 persen pengisi pameran skuter dari komunitas Vespa dan sisanya dari skuter pabrikan lain," ujarnya.
Founder Indonesia Scooter Festival, Dwi Yudha Dhanu menuturkan, dengan mengusung tema besar Scooter For Life, perhelatan kali ini digadang menjadi tonggak untuk mengisi konten berkualitas dalam kegiatan berjuluk Lebarannya skuterist Indonesia itu.
"Dengan konten lebih lengkap, semoga kegiatan ini tak berhenti sekedar menjadi momen lebarannya skuterist Indonesia, tapi juga dunia," ujarnya.