TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) nemprediksi adanya perubahan pola arus lalu lintas mudik Lebaran 2019 di Yogyakarta tahun ini akan berbeda dengan periode sebelumnya.
Perubahan pola arus itu dipicu salah satunya karena keberadaan jalan tol Trans Jawa. Sehingga arus lalu lintas mudik Lebaran ini lebih banyak akses masuk dari timur Yogyakarta (arah Solo).
"Dari pengelola bandara mengungkapkan terjadi penurunan penumpang pesawat terbang sebanyak 40 persen dan diprediksi banyak penumpang beralih ke mobil pribadi dan bus, ini yang membuat jumlah kendaraan darat yang melinta DIY naik, arus lebih padat," ujar Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapta Raharjo usai rapat koordinasi persiapan lebaran di Kantor Gubernur DIY Kepatihan Yogya Senin 20 Mei 2019.
Baca juga: Waspadai Awal Lelah Mudik 2019 di Rest Area KM 39 Cikampek
Sigit menuturkan awalnya pihaknya memprediksi kenaikan jumlah kendaraan yang melintas DIY masa lebaran ini hanya sekitar lima persen. Tetapi dengan informasi prediksi penurunan jumlah penumpang pesawat itu pihaknya berhitung ulang untuk antisipasi potensi kepadatan yang bakal terjadi.
Baca Juga:
"Kami perkirakan potensi kenaikan jumlah kendaraan bisa mencapai lebih dari 10 persen, terutama arus kendaraan dari arah timur," ujarnya.
Dishub DIY pun bakal menambah jumlah personil di akses masuk Yogya dari arah Candi Prambanan dan Piyungan untuk berjaga pada prediksi peningkatan arus itu.
"Kami juga siapkan jalur alternatif yang memungkinkan jika terjadi penumpukan dari arah timur Yogya, dengan cara mencegah kendaraan dari arah timur masuk kawasan ringroad," ujarnya.
Untuk kendaraan pemudik yang hanya melintas di Yogyakarta maka rencananya diarahkan ke jalan Piyungan ataupun ke arah Sleman melalui kawasan Bogem yang berada di barat Candi Prambanan.
Koordinasi dengan petugas juga dilakukan sejak di wilayah Klaten yang menjadi perbatasan Yogya di sisi timur.
Baca juga: Mudik 2019: Pengelola Tol Cipali Perbanyak Gardu
Di wilayah Klaten, pihaknya meminta juga ada pengalihan arus terutama dari Kecamatan Wedi untuk diarahkan ke utara menembus kawasan Candi Prambanan. Dengan rekayasa itu potensi kepadatan di jalur utama Yogya-Solo dapat ditekan.
Sedangkan dari arah barat (Purworejo), dengan sudah beroperasinya bandara baru di Kulonprogo, Dishub DIY melakukan rekayasa lalu lintas terutama di depan pintu masuk bandara untuk mengurai kendaraan yang keluar masuk bandara.
Sebab di bandara Kulon Progo saat ini sudah memberlakukan sejumlah penerbangan yang dinilai ikut mempengaruhi lalu lintas.
" Arus lalu lintas area bandara baru akan bertambah seiring meningkatnya frekuensi penerbangan, kami akan menambah rambu-rambu serta pita kejut di seputaran bandara," ujarnya.
Dishub DIY juga berkoordinasi dengan dengan Kabupaten Purworejo selaku pemerintahan daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo DIY untuk membantu pengaturan lalu lintas di depan Stasiun Wojo yang menjadi penghubung ke bandara.
Adapun untuk mengurangi potensi kemacetan di Kota Yogyakarta, Dishub DIY juga melakukan sejumlah rekayasa menghadapi masa puncak lalu lintas lebaran. Misalnya penambahan durasi waktu lampu hijau yang mengarah ke luar perkotaan.
"Kami juga hentikan sementara pengerjaan proyek pembangunan underpass Kentungan mulai H-10, karena jalur itu juga sudah bisa dilalui seperti biasa baik sisi utara dan selatannya," ujarnya.
Sigit menuturkan untuk menyambut lebaran ini pihaknya menyiapkan tak kurang delapan posko monitoring Lebaran 2019 khusus memantau pergerakan arus lalu lintas. Di antaranya Posko induk dan monitoring ATCS Dishub, Posko Prambanan, Posko Piyungan, Posko Ambarketawang, Posko Tempel, Posko Mobile Malioboro, Posko Patuk dan Posko Mobile Temon (Bandara YIA).
Sementara Posko monitoring penumpang akan didirkan di Terminal A Giwangan , Terminal A Wonosari, Terminal B Jombor, Terminal B Wates, Stasiun KA Tugu, Stasiun KA Lempuyangan dan Bandara Adisucipto.
"Total 656 personil kami akan bertugas selama libur mudik Lebaran nanti," Sigit.