TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyiapkan strategi untuk menggairahkan kembali antusiasme masyarakat agar berminat menggunakan transportasi massal bus bisa melalui subsidi harga tiket.
"Misalnya kalau tiket bus harga Rp 10 ribu maka akan disubsidi menjadi Rp 5 ribu," ujar Budi di sela meninjau Terminal Giwangan Yogyakarta Minggu 16 Juni 2019.
Hanya saja, cara meningkatkan animo pengguna bus lewat subsidi tiket ini akan direalisasikan sebagai program lanjutan jika revitalisasi atau penataan terminal sudah dilakukan.
Baca Juga: Tekan Kemacetan, Menhub Usul Waktu Mudik dan Balik Sama Lamanya
Setelah penataan terminal yang ditarget rampung, maka pemerintah menggandeng operator bus untuk membuka pelayanan dan menyediakan armadanya. Pemerintah lalu memberikan subsidi lewat tiket agar tarif bus yang dilayani operator itu bisa lebih terjangkau.
Jadi pemerintah tidak lagi memberikan subsidi untuk pengadaan bus. Melainkan subsidi diberikan lewat tiket untuk mendorong masyarakat mau memanfaatkan bus sebagai layanan transportasi utama dalam aktivitasnya.
Kementerian Perhubungan kini tengah menyiapkan anggaran senilai Rp 2 triliun untuk memoles fasilitas dan layanan terminal bus induk tipe A di sejumlah kota besar Indonesia mulai 2020 mendatang. Salah satunya Terminal Giwangan Yogyakarta.
Terminal terminal yang masuk proyek percontohan itu akan dibuat layanan dan fasilitasnya sekaliber bandara.
Budi menilai revitalisasi fasilitas seperti terminal, yang diikuti dengan pembenahan sumber daya pengelola juga program seperti subsidi tiket diyakini bakal mampu mendongkrak lagi animo pengguna angkutan bus.
Baca juga: Tol Trans Jawa Beroperasi, Penumpang Bus Mudik Diperkirakan Turun
Terlebih untuk Yogyakarta sebagai kota pariwisata, peran angkutan massal juga terminalnya cukup vital sehingga perlu dioptimalkan.
Selain Terminal Giwangan Yogyakarta, Kementerian Perhubungan juga akan memoles fasilitas sejumlah terminal yang masuk proyek percontohan lainnya di antaranya di Pekanbaru, Batam, Semarang, Medan dan Bandung.
"Revitalisasi terminal akan membuat menjadi pusat keramaian. Tenant-tenant yang disediakan juga harus sesuai sehingga kian diminati masyarakat," ujar Budi.