TEMPO.CO, Jakarta - Hampir semua produsen otomotif mengklaim produknya hemat bahan bakar. Tidak ada yang mengklaim boros bahan bakar. Nah, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menguji seberapa boros tunggangan kita. Satu di antaranya adalah dengan membawanya berkendara sampai bahan bakar di dalam tangki habis, seperti yang saya lakukan terhadap All New Nissan Livina.
Kebetulan, pada mudik Lebaran, 30 Mei hingga 8 Juni, saya mengendarai All New Nissan Livina untuk mudik Lebaran ke Solo, Jawa Tengah. Sekaligus melaporkan situasi terkini puncak arus mudik dan arus balik untuk Tempo.co.
Nah, kesempatan ini saya manfaatkan untuk menguji seberapa irit konsumsi bahan bakar All New Nissan Livina dalam arti sesungguhnya. Yakni untuk perjalanan jauh (mudik Lebaran) dengan kondisi jalanan beragam, mulai dari macet, padat, hingga lancar jaya (bisa ngebut). Tentu, dengan beban yang tidak ringan karena menampung 4 orang dengan bagasi penuh.
Baca juga: Ini Perbedaan All New Nissan Livina dengan Xpander, Pilih Mana?
Jakarta-Semarang Sekali Isi Bensin
All New Nissan Livina, kembaran Mitsubishi Xpander, ini memiliki tangki dengan kapasitas 45 liter bensin. Saya mengisi penuh bahan bakar bensin RON 92 dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Rest Area KM 6A Tol Jakarta-Cikampek pada 30 Mei 2019 pukul 6.30 WIB, waktu di mana saya bersama istri dan dua anak saya memulai perjalanan dari Jakarta menuju Solo. Odometer yang menunjukkan angka perjalanan saya reset ke angka "0".
Beban kendaraan bisa dibilang cukup berat, meski tak sampai memuat 7 penumpang, karena penumpang hanya 4 orang, tapi kursi baris ketiga direbahkan untuk menampung barang bawaan. Tercatat ada tiga tas besar berisi pakaian, tiga kardus besar besar isi bingkisan lebaran, satu koper besar, peralatan memasak, dan sebagainya.
Bagasi lapang All New Nissan Livina dapat dimaksimalkan dengan melipat kursi baris ketiga. TEMPO/Wawan Priyanto
Beruntung kursi baris ketiga bisa direbahkan hingga rata sehingga memudahkan kami menata barang bawaan semaksimal mungkin tanpa harus mengganggu pandangan pengemudi ke kaca belakang.
Putar balik di Jatiwaringin, Jakarta Timur, lalu masuk tol arah Cikampek. Perjalanan pagi itu mulus tanpa hambatan. Tarikan mesin 1.500 cc dengan tenaga 104PS pada 6.000 rpm dan torsi 141 Nm pada 4.000 rpm mulai terasa sejak diputaran bawah. Lari 80 kilometer per jam hingga 100 kilometer per jam pun terasa ringan.
Baca juga: All New Nissan Livina Berpotensi untuk Ekspor
Hanya saja, menjelang Rest Area KM 19, perjalanan kami mulai tersendat. Di rest area itu banyak pemudik yang antre ingin masuk beristirahat atau mengisi bahan bakar. Karena di dalam rest area tidak lagi mampu menampung kendaraan pemudik, jadilah sebagian besar nekad parkir di bahu jalan. Hal inilah yang membeat Rest Area KM 19 Tol Jakarta-Cikampek sebagai titik awal kemacetan arus mudik Lebaran 2019.
Kepadatan ini terus berlangsung hingga Pintu Tol Cikarang Utama di KM 29. Tepat pukul 7.00 WIB, petugas memberlakukan sistem contra flow mulai KM 29. Beruntung kami berada di lajur jalan paling kanan ketika sistem contra flow diberlakukan. Hanya mengantre sebentar, mobil yang kami kendarai masuk jalur contra flow. Lancar jaya hingga KM 61 nyaris tanpa hambatan.
Sebaliknya, di sisi kiri kami atau di jalur normal kondisinya nyaris tak bergerak. Seorang rekan dari Tempo yang mengendarai Toyota Kijang Innova Reborn dengan tujuan Yogyakarta melalui jalur selatan terjebak kemacetan 4-5 jam di jalur itu. Kalau saya, mungkin hanya terbuang waktu sekitar 2 jam saja karena sempat terjebak macet di KM 19 hingga KM 29, lalu dari KM 61 (selesai contra flow) hingga Pintu Tol Cikarang Utama.
Kemacetan panjang menjelang pintu tol Cikampek pada H-6 Lebaran pada 30 Mei 2019. TEMPO/Wawan Priyanto
Singkat cerita, jalur contra flow membawa saya cepat tiba di Pintu Tol Cikampek Utama. Saya menepi di tempat yang aman, mengeluarkan drone DJI Spark dari dalam tas, dan mulai menerbangkannya.
Di titik inilah saya mengambil gambar dari udara tentang kepadatan lalu lintas arus mudik dari Jakarta menuju Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Foto-foto dan video dari udara itu kemudian mewarnai laporan saya tentang puncak arus mudik Lebaran 2019 di Tempo.co.
Baca juga: Spesifikasi Lengkap All New Nissan Livina, Pakai Layar 7 Inci
Selepas pintu tol Cikopo, petugas sudah membuka sistem one way atau satu arah. Dua sisi tol Cikopo-Palimanan dan Palimanan-Cikopo seluruhnya digunakan untuk satu arah menuju Pintu Tol Palimanan. Sistem ini terbukti membuat arus mudik lancar. Kepadatan hanya terjadi di sejumlah titik (rest area).
Di sinilah saya bisa menguji performa mesin All New Nissan Livina. Mengingat faktor keselamatan merupakan yang utama, saya hanya sesekali menggeber mobil ini hingga menyentuh angka 150 kilometer per jam. Selebihnya, konstan dengan kecepatan 80-100 kilometer per jam.
Di tol Cikopo-Palimanan, melaporkan pelaksanaan sistem one way saat arus mudik Lebaran 2019. TEMPO/Wawan Priyanto.
Di beberapa rest area ruas tol Cikopo-Palimanan dan Palimanan-Brebes Timur saya berusaha untuk berhenti sejenak, mengambil gambar atau hanya sekadar istirahat. Saya periksa indikator bahan bakar masih setengah menjelang pintu tol Brebes Timur. "Ah, masih aman," pikir saya.
Aplikasi seperti Google Maps menjadi penyelamat saya ketika itu. Dengan aplikasi itu saya bisa melihat dengan jelas situasi lalu lintas di depan saya. Benar saja, ketika saya membuka aplikasi Google Maps, jalur tol Pejagan - Pemalang macet total, mungkin lebih dari 20 kilometer siang itu. Saya memutuskan untuk keluar di Brebes Timur, menyusuri jalur arteri, masuk Kota Tegal, dan masuk lagi di Pintu Tol Pemalang.