TEMPO.CO, Jakarta - Toyota Motor Corp berencana untuk menginvestasikan US$ 2 miliar untuk mengembangkan mobil listrik (EV) di Indonesia selama empat tahun ke depan, dimulai dengan mobil hybrid. "Dari 2019 hingga 2023, kami akan secara progresif meningkatkan investasi kami menjadi Rp 28,3 triliun rupiah (US$ 2 miliar)," kata Presiden Toyota Akio Toyoda seperti dikutip rilis Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jumat 28 Juni 2019.
Baca: Ini Alasan Toyota Baru Produksi Mobil Listrik pada 2020
Produsen mobil Jepang menargetkan separuh penjualan globalnya berasal dari mobil listrik pada 2025, lima tahun lebih cepat dari jadwal, dan untuk mendahului pembuat baterai Cina memenuhi kebutuhan global yang dipercepat ke mobil listrik. Pada Juni lalu, Toyota mengatakan akan bermitra dengan China Amperex Technology Co Ltd (CATL) dan produsen EV BYD Co Ltd untuk pengadaan baterai.
Kesepakatan diteken antara Menteri Koordinator Kelautan Indonesia Luhut Pandjaitan dan Toyoda pada pertemuan di Osaka, Kamis 27 Juni 2019. "Karena pemerintah Indonesia sudah memiliki peta pengembangan kendaraan listrik, Toyota menganggap Indonesia sebagai tujuan investasi EV utama," kata Toyoda.
Dia mengatakan Toyota akan mengikuti rencana pemerintah dengan berinvestasi secara bertahap, dimulai dengan pengembangan kendaraan hybrid. Monet, perusahaan patungan mobil self-driving Toyota dan SoftBank Corp, secara terpisah mengatakan kepada Reuters pada Juni bahwa pihaknya berencana untuk mulai beroperasi di Asia Tenggara tahun depan.
Baca Juga: Toyota Siapkan 6 Mobil Listrik Anyar
Indonesia memiliki cadangan bijih nikel laterit yang berlimpah, bahan penting dalam baterai lithium-ion yang digunakan untuk menggerakkan mobil listrik, dan telah melakukan upaya untuk menarik perhatian produsen mobil Jepang maupun negara lainnya. Indonesia, kini menjadi pusat produksi mobil terbesar kedua di Asia Tenggara, dapat menjadi pemain regional utama dalam produksi baterai lithium dan memenuhi permintaan kebutuhan EV yang meningkat pesat.
Sebelumnya pemerintah memperkenalkan skema fiskal yang akan menawarkan pemotongan pajak kepada produsen dan produsen baterai EV, serta perjanjian tarif preferensial dengan negara lain yang memiliki permintaan EV tinggi. Selain Toyota, Produsen mobil Korea, Hyundai Motor Co juga berminat memproduksi EV di Indonesia sebagai bagian dari investasi mobil sekitar US$ 880 juta.
Baca Juga: Toyota: 4 Syarat Teknologi Mobil Listrik Dibawa ke Indonesia
Adapun Mitsubishi mengumumkan pada pertengahan 2018 bahwa mereka akan bekerja dengan pemerintah Indonesia untuk melakukan riset infrastruktur yang dapat mengakomodasi EV.
REUTERS