Posisi stang terasa tidak jauh berbeda dengan motor sport naked Jepang namun lebih baplang. Kondisi ini mengakibatkan posisi badan lebih terbuka mengingatkan pada setang Yamaha Bison. Adapun posisi jok dan footstep agak ke belakang bergaya sport tentunya akan lebih cepat lelah dibandingkan motor sport entry level seperti Honda CB150 Verza.
Tampilan instrumen Benelli Leoncino 250. TEMPO/Eko Ari Wibowo
Ketika gas mulai dibejek, putaran mesin naik namun melaju dengan smooth. Tenaga terasa menghentak cocok bagi mereka yang ingin naik kelas dari kapasitas 150cc. Perpindahan gear dengan mudah berganti tanpa ada hentakan. Tuas kopling pun terasa enteng. Hanya saja, kalau kurang sigap kadang kala gear nyangkut. Sayangnya, Tempo tidak bisa menjajal topspeed motor ini karena area test ride yang terbatas dengan jarak trek lurus hanya 100 meteran bisa mencapai kecepatan 73 kilometer per jam.
Untuk menghentikan laju, motor ini dipersenjatai pengereman cakram depan ukuran 280 mm dan belakang 240 mm. Kaliper depan dengan twinpot dengan mudah menghentikan laju motor apalagi cakram hadir dengan model floating yang mudah melepas panas. Soal handing cukup nyaman dengan kondisi aspal mulus karena ditunjang suspensi upside down diameter 41 mm dengan travel 120 mm pada bagian depan dan monosock pada bagian belakang. Yang menarik, suspensi depan memiliki model baut yang diduga bisa disetel preload-nya. Sayangnya panitia tidak menyediakan speed trap untuk menjajal kinerja suspensi ketika melibas jalanan bergelombang maupun gundukan.
Pengereman depan Benelli Leoncino 250
Dipakai melibas tikungan di area pengujian, Leoncino 250 tetap anteng dan grip ban terjaga. Maklum motor ini dipersenjatai dengan ban dengan tapak yang lebar pada bagian depan menggunakan ukuran 110/70-17 dan ban belakang 150/60-17 yang merupakan paling lebar di kelasnya. Velg yang dipakai pun cukup lebar ukuran 3.50 inci dan 4.50 inci.
Nafas Leoncino memang tidak seganas motor 250cc dua silinder. Namun dengan mesin DOHC satu silinder berpendingin air dengan tenaga 25,8 HP pada putaran 9.250 rpm dan 21,2 Nm pada putaran 8.000 rpm. Dengan model scrambler tidak membutuhkan tenaga terlalu besar. Motor ini sangat nyaman untuk JJS namun masih lumayan untuk lebih kencang.
Mesin Benelli Leoncino 250
Adapun model sebelumnya, Benelli Leoncino 502 karakternya sedikit berbedanya dengan adiknya. 502 terasa torsinya lebih nampol karena mesinnya lebih besar 500 cc dengan konfigurasi mesin dua silinder. Tenaganya pun lebih nonjok baru digas sedikit sudah terasa. Untungnya, pengereman pun sangat prima dengan double disk di bagian depan.