Tak hanya mesin, pengereman juga diuji kehandalannya karena banyak pengendara yang slonong boy. Dengan keberadaan ABS, performa pengereman bisa diandalkan. Sayangnya, motor yang dirilis pada ajang GIIAS 2019 ini hanya dibekali ABS single channel. Ada beberapa rekan jurnalis rem bagian belakang sempat ngunci sampai bunyi ciet. Untuk menghindari hal tersebut, Tempo menerapkan teknis pada rem belakang tekan-lepas handel.
Pada etape kedua, medan yang harus dilalui adalah jalanan pedesaan dengan beberapa konturnya diselingi tanjakan turunan dengan jalur yang sempit. Di jalur ini, performa bawah mesin menjadi pengetesan. Sebenarnya putaran bawah lumayan nampol hanya saja untuk melewati jalanan yang penuh dengan tanjakan dan turunan perlu mengepaskan dengan momentum sehingga putaran mesin bisa sesuai dengan medannya. Ada beberapa rekan mengungkapkan gagal menempatkan pada momentum yang pas sehingga akhirnya tenaga motor kurang 'ngisi'. Kedua untuk mendapatkan power yang maksimal, selongsong gas Honda ADV ini harus diurut tidak bisa sembarang dibejek.
Melewati tanjakan maupun turunan yang dilengkapi dengan tikungan cilukba ini, suspensi bekerja dengan maksimal. Suspensi mampu memberikan performa maksimal tanpa ada gejala sampai geal-geol meski dipakai nikung. Rebound sokbreaker juga pas sehingga motor tetap terkendali. Hanya saja, Tempo merasakan ketika melewati jalanan rusak seperti conblok rusak terasa getaran sampai badan. Memang dipakai di jalanan rusak sokbreaker terlalu keras kemungkinan kompensasi dari performa stabil saat melibas tikungan.
Honda ADV 150 dijajal di jalanan Bali dalam World Premiere Riding Experiace pada Jumat 9 Agustus 2019. Dok AHM
Meski ban yang memiliki tipe semi offroad tetap lengket di aspal. Beberapa kali melewati tikungan maupun jalanan basah pada etape awal tetap kuat mencengkram. Kombinasi ukuran ban depan dengan ukuran 110/80–14 M/C Tubeless dan ban belakang 130/70–13 M/C Tubeless juga menjadi penyumbang performa yang optimal di jalanan menikung.
Di rute ketiga, Tempo sempat beberapa kali menjajal performa kecepatan tertinggi yang bisa diraih motor dengan bobot 132 kilogram ini. Hasilnya, Tempo hanya mampu meraih kecepatan 112 kilometer per jam karena dihalangi kendaraan lain. Beberapa rekan jurnalis blogger ada yang mengungkapkan bisa meraih hingga 117 kilometer per jam. Bahkan Thomas Wijaya yang ikut dalam rombongan turing juga cukup berani menggeber motornya. "Ya sekitar 113-115 kilometer per jam," ujarnya.
Konsumsi bahan bakar motor ini, Tempo berani bilang paling irit dibandingkan kompetitor. Saat melewati etape kedua yang penuh tanjakan, turunan dan tikungan tajam, Tempo bisa meraih di angka 48 kilometer per liter berdasarkan yang terlihat di dasbor Honda ADV. Pada jalur yang banyak jalanan lurus pada etape ketiga, Tempo mampu meraih angka yang lebih tinggi 53 kilometer per liter. Adapun petunjuk BBM di dasbor untuk menyelesaikan jarak sekitar 200 kilometer ini, pertamax yang tersisa sekitar separuhnya dari tangki yang berukuran 8 liter.
Soal kenyamanan jok masih bisa diandalkan. Jok pada motor Honda memang dikenal cukup keras. Meski demikian, kontur yang disesuaikan dengan segitiga kenyamanan tidak akan membuat pengendara cepat pegal. Tempo merasakan meski jok keras namun selama menempuh perjalanan selama 200 kilometer dengan 3 kali titik istirahat masih nyaman.