TEMPO.CO, Jakarta - PT Sokon Automobile, agen pemegang merek Dongfeng Sokon (DFSK), menyebut bisa saja menjual produk mobil listrik Glory E3 dari sekarang. Namun demikian ada beberapa hal yang harus diselesaikan lebih dahulu sebelum menjualnya di Indonesia.
"Kami juga sebenarnya bisa jualan (Glory E3) sekarang," ujar Deputy Product Division Head PT Sokonindo Automobile, Ricky Humisar, kepada wartawan, di arena Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis 5 September 2019.
Namun seperti yang disampaikan Ricky, DFSK tidak bisa begitu saja menjual Glory E3, karena tujuan dari produsen asal Cina itu bukan hanya menjual, tapi juga mendukung program pemerintah.
"Perlu studi dan perencanaan lebih matang, terutama bagaimana program pemerintah terhadap kendaraan listrik. DFSK tentu mendukung program yang akan diterapkan untuk kendaraan listrik," tuturnya.
Selain itu, menurut Ricky, masih banyak proses yang harus dipantau dan diselesaikan lebih dulu sebelum DFSK menjual mobil listriknya. Seperti uji tipe hingga insentif pasti dari pemerintah.
"Kami mau jual, pada saat kami mau jual otomatis ada yang namanya identitas si mobil yang tertuang dalam VIN number NIK, itu juga sudah diatur dalam Perpres (Peraturan Presiden) No.55. Untuk mendapatkan itu harus uji tipe di Kemenhub (Kemneterian Perhubungan), lalu ada kemudian ada lanjutannya diatur kemudian insetifnya," lanjut Ricky.
Jika semua itu sudah jelas, maka dipastikan DFSK akan menjual mobil listriknya. Namun pada intinya lanjut Ricky menegaskan, DFSK menunggu kepastian insentif dari pemerintah yang sampai saat ini belum terbit.
"Kalau semuanya sudah diatur ya bisa jualan. Semua menunggu insentif. Memang ada yang sudah jual mobil listrik tapi nggak ada insentif, harganya selangit dan penjualan akhirnya nggak banyak," ujanrya.