TEMPO.CO, Makassar - Mobil Esemka akhirnya resmi meluncur di Indonesia. Model pikap Esemka Bima dipilih sebagai produk pertama yang diluncurkan PT Solo Manufaktur Kreasi. Namun banyak yang menyebut mobil hanya mengganti logo dari mobil Cina bernama Changan MD021.
Menurut Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesian (Gaikindo) Yohannes Nangoi, hal tersebut tidak seharusnya dipermasalahkan. Sebab menurutnya kemiripan seperti itu merupakan hal yang lumrah.
Baca Juga:
"Yang namanya kemiripan tadi hal yang normal lah," ujarnya kepada wartawan, di Makassar, Selasa 11 September 2019.
Yang terpenting, kata Nangoi, seharusnya melihat Esemka dari segi pengembangannya. Karena mobil dikembangkan secara lokal, dengan tingkat komponen lokal, dan merek lokal. Saat ini sendiri Esemka diklaim mempunyai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) 60 persen.
Simak video fasilitas perakitan mobil Esemka Bima di Boyolali:
"Jadi yang penting saya lihat di sini dia pakai merek nasional Esemka. Kemudian pembuatannya memang bertahap nanti komponen lokalnya. Dinaikin terus di Indonesia," tutur Nangoi.
Jadi sebaiknya lanjut nangoi, melihat kehadiran Esemka ini dengan pemikiran positif. Yang mana dengan proses pengembangan dilakukan secara lokal, akan mempunyai dampak positif lainnya.
"Jadi itu hal yang positif, yang penting buat saya dilakukan manufacturing-nya di Indonesia, sebanyak mungkin akan menggunakan komponen lokal, sehingga Esemka dapat menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin di Indonesia," lanjutnya
"Itu adalah yang terpenting, kami menyambut positif," katanya.