TEMPO.CO, Solo - Museum Tumurun Solo yang didirikan oleh bos PT Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto menyimpan sejumlah benda seni berkelas. Beberapa diantaranya berupa mobil klasik yang dianggap sebagai sebuah karya seni dan langka.
Tercatat, terdapat tiga mobil lawas peninggalan pendiri PT Sritex, Mendiang Lukminto yang dipajang di museum tersebut. Semuanya terlihat sangat terawat dan memiliki aksesoris lengkap. Koleksi itu dipajang di antara koleksi lukisan hasil karya sejumlah seniman kontemporer.
Mobil paling muda yang dipajang di museum tersebut adalah sebuah sedan Mercedes Benz seri 280s. Mobil berkelir perpaduan cokelat dan warna champagne itu keluaran tahun 1972. "Ini merupakan Mercy pertama milik Bapak Lukminto," kata salah satu pemandu, Sofian.
Mobil Mercedes Benz 280s menjadi salah satu koleksi Museum Tumurun Solo. Mobil tersebut merupakan Mercy pertama yang dimiliki oleh pendiri PT Sritex, HM Lukminto. (FOTO:AHMAD RAFIQ)
Mobil dengan mesin berkapasitas 2,8 liter itu masih sangat mengkilap seperti layaknya mobil baru. Asesoris berupa gril, bemper dan lis samping berbalut chrome membuat kesan klasiknya semakin kuat.
Koleksi berupa mobil antik lainnya adalah Dodge Deluxe Club Coupe tahun pembuatan 1948. Seperti halnya koleksi mobil yang lain, aksesoris mobil berumur 71 tahun itu masih cukup lengkap. Termasuk mesinnya yang kondisinya juga masih sangat lengkap.
"Mesinnya yang masih bisa dinyalakan sebelum masuk museum ini," kata Sofian. Sayangnya, tidak ada informasi yang lebih lengkap terkait spesifikasi mesin dari mobil bergaya sport pada zamannya itu.
Masih dari pabrikan Dodge, mobil jenis Dodge Eight seri DK menjadi salah satu koleksi yang istimewa. Mobil berwarna hitam dengan lis putih ini diproduksi pada 1932. Artinya, mobil tersebut sudah berusia 87 tahun.
Mobil Mercedes Benz 280s menjadi salah satu koleksi Museum Tumurun Solo. Mobil tersebut merupakan Mercy pertama yang dimiliki oleh pendiri PT Sritex, HM Lukminto. (FOTO:AHMAD RAFIQ)
Gril berlapis krom yang dilengkapi logo domba memperkuat kesan klasik di mobil tersebut. Ditambah lagi dengan lis warna putih yang menghias beberapa bagian dari tubuh mobil berwarna hitam itu. "Konon lis tersebut dibuat secara hand made," katanya.
Mobil klasik tersebut masih menggunakan velg jenis jari-jari. Velg dengan ukuran 15 inchi itu terbuat dari kayu, dibalut oleh ban hitam dengan lis warna putih.
Selain ketiga mobil tersebut, terdapat salah satu karya seni patung yang kental dengan aroma otomotif. Karya berjudul Beetle Sphere itu berbentuk serupa mobil VW Beetle 1953 yang dibentuk menjadi sebuah bola.
Karya seniman Ichwan Noor itu terbuat dari alumunium. Untuk memperkuat karakter VW Beetle, dia menggunakan beberapa onderdil mobil asli untuk karyanya itu.