TEMPO.CO, Jakarta - Produsen otomotif mendukung adanya pelonggaran kebijakan soal keringanan uang muka yang ditetapkan Bank Indonesia di tengah melempemnya kinerja penjualan mobil pada tahun ini. Donny Saputra Direktur Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan kebijakan itu dapat berdampak siginifikan terhadap penjualan mobil tahun ini, termasuk segmen komersial. Namun, hal ini harus diikuti dengan manajemen risiko yang baik untuk menghindari kredit macet.
“Menurut saya dampaknya bisa signifikan, dan bisa memacu permintaan kredit. Tetapi juga harus tetap effort untuk profiling risiko sehingga kredit macet bisa diatasi, sehingga dampaknya bisa maksimal kepada penjualan mobil,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis 19 September 2019.
Bank Indonesia memutuskan untuk kembali memangkas Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen. Kebijakan itu juga diiringi dengan pelonggaran kebijakan rasio loan to value untuk kredit properti dan financing to value untuk kendaraan bermotor.
Untuk kendaraan bermotor, aturan uang muka minimum ditentukan sebesar 15 persen untuk kendaraan roda dua dan kendaraan roda tiga atau lebih yang bersifat non produktif. Sementara itu, aturan uang muka untuk kendaraan roda tiga atau lebih yang bersifat produktif ditetapkan sebesar 10 persen. Regulasi ini berlaku efektif mulai 2 Desember 2019.
Namun demikian aturan uang muka itu diberlakukan apabila kredit memenuhi kriteria nonperforming loan (NPL) atau nonperforming financing (NPF). Apabila tidak termasuk kategori itu, besaran uang muka menjadi 20 persen untuk kendaraan roda dua, 25 persen dan roda tiga atau lebih nonproduktif, dan 15 persen untuk roda tiga atau lebih produktif.
Menurut Donny, aturan itu berdampak signifikan terhadap penjualan kendaraan komersial. Pelonggaran itu akan menjadi insentif untuk pelaku usaha meningkatkan investasinya, termasuk membeli kendaraan penunjang produksi.
“Untuk kendaraan niaga kami New Carry yang kebanyakan digunakan disektor industri menegah dan kecil, pertanian, dan perkebunan hal ini sangat membantu,” katanya.
BISNIS