TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara akan membeli 35 unit Esemka Bima 1.3. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E., seperti dikutip dari website tni.au.mil.id, Selasa, 24 September 2019, menyampaikan bahwa rencana pembelian Esemka Bima 1.3 untuk mendukung kegiatan dinas dan operasional penerbangan serta berbagai keperluan lainnya di TNI AU.
“Nantinya 35 unit mobil Esemka tipe Bima ini akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional di satuan operasi khususnya Skadron Udara dan Skadron Teknik, kemudian kendaraan akan dicat dengan warna kuning dan strip hitam, sebagai ciri kendaraan yang dapat dioperasikan di sekitar landasan oleh Depohar 50,” katanya.
Menurut Kasau, keputusan pembelian mobil Esemka ini sudah melalui kajian yang dilaksanakan oleh staf, dengan mempertimbangkan tiga hal penting yaitu faktor ekonomi yakni harga yang kompetitif dibanding mobil sejenis, kemudian adanya jaminan pemerintah pusat terhadap pengembangan Esemka, dengan harapan memiliki pelayanan purnajual (after sales service) yang lebih baik, serta untuk mendukung pengembangan industri dalam negeri.
Video perakitan Esemka Bima di pabrik perakitan mobil Esemka di Boyolali:
Tempo pernah menjajal performa pikap Esemka Bima usai diluncurkan pada 6 September 2019 di area pengujian di pabrik perakitan mobil Esemka di Boyolali. Mobil ini memiliki kemampuan yang baik sebagai kendaraan angkut serba guna. Mobil diuji di berbagai kondisi jalan, termasuk area dengan medan berat untuk menguji kaki-kakinya.
Esemka Bima 1.3 dibekali mesin 1.3L DOHC 16V dengan kubikasi 1.298cc. Mesin ini sanggup menghasilkan daya maksimum 63 kW dan torsi maksimum 105 Nm. Sebagai kendaraan niaga ringan, mobil ini cukup memperhatikan unsur kenyamanan untuk pengemudi maupun penumpang di depan.
Kabinnya sedikit lebih lapang dibanding Esemka Bima 1.2. Jok juga lebih empuk. Dashboard minimalis yang dilengkapi dengan perangkat hiburan single din, dan sudah dilengkapi dengan perangkat AC. Namun, untuk AC ini belum menjadi standar pabrik dan merupakan perangkat tambahan (optional).
Esemka Bime 1.3 memiliki dimensi panjang 4.930 mm, lebar 1.720 mm, dan tinggi 1.996mm. Sementara untuk kargo boks atau bak memiliki panjang, 2.970 mm, lebar 1.740 mm, dan tinggi 470 mm. Varian 1.3 memiliki daya angkut hingga 1.606 kilogram. Esemka Bima dipasarkan dengan harga Rp 95 juta (off the road).
Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Eddy Wirajaya di sela-sela peluncuran mengklaim Esemka Bima sudah menggunakan kandungan lokal sebanyak 60 persen. Kandungan lokal itu dipasok oleh industri komponen lokal dari berbagai daerah.
Eksklusif Tempo first drive Esemka Bima 1.3 langsung di Pabrik Boyolali:
"Kami akan berusaha untuk menambah kandungan lokal dan bekerja sama dengan lebih banyak industri komponen lokal lainnya," kata Eddy ketika itu.
Menurut Eddy, Esemka selama ini telah menjalin kerja sama dengan pemasok lokal untuk merakit Esemka Bima. Satu di antaranya adalah chassis dan bak mobil Esemka Bima yang diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (INKA).
Kemudian blok mesin dan blok transmisi dibuat oleh PT Cikarang Persada Manufacturing. Dashboard dan setir (PT Usra Tampi), Radiator (PT Tokyo Radiator Selamat Sempurna), Kaca Depan (PT Armada Indah Agung Glass), Ban (PT Gajah Tunggal), Bak/Kargo (ACC Bawen Karoseri dan PT INKA), Pelumas (Pertamina).
Oil filter dan Fuel Filter Esemka Bima dibuat oleh PT Selamat Sempurna, Accu (PT Nippress Energi Otomotif), Air Filter (PT Duta Nichindo Pratama), Knalpot (Catur Karya Manunggal), Jok (Bawen Karoseri), Starter Assy (Fuller Autoparts Indonesia), Per Daun (Indospring), Shock Breaker (Samudra Luas Paramacitra), dan masih banyak lagi.