TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sukses tahun lalu, Custom Collaboration 2019 kembali digelar. Para pegiat dunia kustom Indonesia berkumpul dan memamerkan karyanya bertempat di Lippo Mall Kemang Viilage Jakarta pada tanggal 24 - 27 Oktober 2019.
Penggagas Custom Collaboration, Heret Frasthio, mengatakan bahwa penyelenggaran kegiatan tahun kedua ini mencoba melanjutkan misinya untuk terus memberikan dampak lebih besar kepada industri lokal kreatif di Indonesia. Tidak hanya terbatas untuk merek lokal saja tetapi juga untuk para artisan dan komunitas kreatif lainnya.
Selain kegiatan ini juga digelar berdasrkan banyaknya penggiat kustom yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk itu Custom Collaboration hadir sebagai wadah untuk menggaet para penggiat kustom muncul kepermukaan.
"Kegiatan ini sebenarnya tergerak dari kebutuhan, aku melihat custom culture sudah banyak muncul dan di daerah-daerah mereka ada yang rela meninggalkan pekerjaannya untuk fokus sebagai artisan," ujar Heret kepada wartawan, di Jakarta, Kamis 24 Oktober 2019.
"Makanya dengan custom collaboration ini, teman-teman di daerah kami undang. Semuanya anak daerah yang memang mau belajar dan growing," ujar dia.
Untuk tema yang diangkat dalam Custom Collaboration 2019 kali ini yaitu bertujuan untuk menyatukan berbagai macam merek lokal serta artisan/seniman yang berada di skema yang berbeda-beda seperti denim, leather, Custom Painting, Graffiti, bahkan komunitas skate dan masih banyak lainnya.
Melihat banyaknya potensi dari banyaknya komunitas dan merek lokal yang saling berkolaborasi, maka hal ini menjadi salah satu inspirasi dan tujuan Custom Collaboration 2019 diadakan dan untuk terus mengembangkan serta memajukan industri lokal.
"Acara ini spiritnya dari merek bukan dari orang luar yang kasih spirit, dari mereka yang mau maju ke depan, pengen terus bergerak maju itu yang menjadi spirit event ini," ucap pria yang juga sebagai brand owner dari Elders Company itu.
Adapun kolaborasi kolaborasi yang dari beberapa culture yang berbeda diantaranya Elders Company - Motorcycle culture, Never Too Lavish – Customizer & Street Art Culture, Twilo Skate Corner – Skateboard & Street Art Culture, Low Rider Tebet - Low Ride Culture, Urbain – Indonesia Streetwear Brand, Adit and The Bandits – Shoes Customizer.
Sebagai highlight acara di tahun ini, Custom Collaboration 2019 akan lebih banyak mengangkat lokal artisan di Indonesia untuk menunjukkan karyanya yang dituangkan ke dalam beberapa media kreasi berbeda seperti Helm, Jaket Denim, Kanvas dan Patung. Tidak hanya berasal dari Jakarta, tetapi juga dari luar kota seperti artisan dari Yogyakarta, Bandung, Magelang, Kalimantan, Bali dan lainnya.
Terhitung total terdapat 48 artisan lokal yang akan memamerkan karyanya di acara ini dan beberapa diantaranya akan melakukan sesi live painting selama 4 hari acara berlangsung. Selain itu juga terdapat lebih dari 40 merek lokal pop up store yang menyediakan berbagai jenis produk seperti Sneakers, Boots, Leather Goods, Denim, Motorcycle Apparel. Selain Jakarta, Pop up store untuk 40 merek lokal ini juga berasal dari berbagai kota di Indonesia seperti Medan, Makassar, Bandung, Surabaya dan bahkan Bali.
Pada hari terakhir yakni 27 Oktober 2019, Custom Collaboration akan ditutup dengan acara riding bersama. Yang akan dimeriahkan dengan kehadiran para legenda motor kustom yakni Veroland dari Kick Ass Chopper, Bingky dari Biker's Station, Lulut Wahyudi sebagai Direktur Kustomfest, dan Djoko Imam dari Monochrome Cycle.
"Kami riding keliling SCBD lalu Antasari, ke sini (Lippo Mall Kemang)," kata Heret.