TEMPO.CO, Jakarta - Mercedes-Benz Distributon Indonesia atau MBDI masih menunggu peraturan turunan dari Perpres Nomor 55 tahun 2019 tentang elektrifikasi kendaraan bermotor. Jika semua sudah beres, MBDI tetap akan mengandalkan mobil listrik jenis Sedan sebagai tulang punggung penjualan selama ini.
"Kita tetap pasti bawa Sedan karena itu backbone dan mungkin juga SUV, pertumbuhannya bagus. Tapi kita belum putuskan tipe apa saja,"ujar Deputy Director Sales Operation & Product Management MBDI, Kariyanto Hardjosoemarto di sela-sela peluncuran A-Class Sedan di kawasan Jakarta Selatan, Kamism 24 Oktober 2019.
Kariyanto menambahkan bahwa pihak MBDI masih menunggu peraturuan turunan tentang kendaraan listrik. Kata dia, Low Carbon Emission Vehicle atau LCEV untuk mobil listrik punya program regulasi tersendiri.
"Ada program tersendiri (LCEV) yang akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Perindustrian secara detail. Jadi kita tunggu, dari situ kita akan pertimbangkan, tipe mana yang akan kita bawa ke Indonesia,"ujarnya.
Untuk saat MBDI sendiri baru memasarkan satu merek mobil listrik di Indonesia yakni varian Plug-in Hybrid Electric Vehicle atau PHEV. Teknologi PHEV ini tersemat pada Sedan Hybrid E-300 e, yang diperkenalkan ke publik pada ajang GIIAS 2019 lalu.
"Kalau full listrik kita belum ada, tapi secara global sudah ada seperti EQC,"ujarnya.
Kariyanto juga menjelaskan bahwa pada dasarnya, Mercedes-Benz sudah siap menjual mobil full listrik di Indonesia. Kendati demikian, pihaknya masih menunggu kepastian yang lebih detail terkait kendaraan berbasis tenaga baterai.
"Training mekanik, fasilitas dealer itu sudah kami persiapkan dan sudah banyak juga yang menanyakan mana mobil full listrik Mercy,"ujarnya.