TEMPO.CO, Jakarta - Executive Vice President Corporate Communication dan CSR PLN, I Made Suprateka mengatakan bahwa pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU sudah diresmikan di 10 titik di Indonesia.
"10 tempat SPKLU itu sudah kami launching dan sudah beroperasi. Cuma di beberapa daerah seperti Bali atau Medan itu belum (optimal) karena kendaraan listrik belum banyak," ujarnya di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa, 5 November 2019.
Namun dia menegaskan bahwa PLN akan terus menggenjot penyediaan SPKLU sebagai komitmen mendukung elektrifikasi di Tanah Air. Sekalipun biaya pembangunan satu unit SPKLU memakan biaya sekitar Rp 800 juta sampai Rp 1 Miliar.
"Intinya sekarang kami fokus mengajak masyarakat karena kita sudah siap dengan fasilitas," ujarnya.
Made menambahkan bahwa SPKLU itu tergantung kebutuhan. Jadi meskipun saat ini baru tersedia 10 titik, pembangunan akan terus berlanjut terlebih jika pertumbuhan atau populasi kendaraan listrik bertambah.
"Targetnya tergantung pertumbuhan, jadi kami menyesuaikan," tutur dia.
Pembangunan 10 titik SPKLU, sebelumnya pernah dilontarkan oleh Plt Direktur Utama PLN, Sripeni Inten Cahyani di Gedung BPPT, Rabu, 16 Oktober 2019 lalu. Sripeni mengatakan bahwa tahun ini PLN punya prioritas membangun SPKLU di sejumlah kota besar di Tanah Air. Di antaranya, Banten, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, Bandung, Denpasar, Medan, dan DKI Jakarta dengan dua titik.
"Kami akan launching pada Hari Listrik Nasional (HLN) di 10 titik untuk fast charging, yang pengisiannya sekitar 30 - 40 menit," ujar Sripeni di Gedung BPPT, Rabu, 16 Oktober 2019.