TEMPO.CO, Yogyakarta - Perhelatan Jogja Volkswagen Festival (JVWF) 2019 yang dibuka Sabtu 9 November 2019 di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta memiliki sejumlah cerita unik dari peserta yang memajang koleksinya. Salah satunya, sebuah unit langka VW Karmann Ghia 1957 warna hitam yang terparkir menepi di sebuah booth, jauh dari hiruk pikuk venue utama pameran yang berisi ratusan VW aneka seri dan tahun itu.
Karmann Ghia yang kondisinya mengkilap dengan interior merah tua bersih itu seolah hanya ikut menunggu both Heritage Part Center, perusahaan distributor spare part khusus VW dan Porsche di Indonesia.
"Kalau di kalangan temen temen VW kebanyakan sudah tahu sejarah mobil itu, tak akan dijual berapapun harganya," ujar Galih Satrio Jati alias Thole, pemilik bengkel The Classic Hans Room Bekasi yang memboyong VW Karmann Ghia itu ke ajang JVWF di Yogya.
Thole bukanlah pemilik Karmann Ghia rilisan tahun pertama produksi itu. Mobil itu, ujar Thole, hanyalah titipan dari seorang anak asal Surabaya setelah sang ayah meninggal dunia.
Bermodal kepercayaan, mobil itu pun dititipkan sang anak kepada Thole agar senantiasa dirawat. Agar barang kesayangan almarhum sang ayah semasa hidup itu terus utuh, terjaga dan terawat. Jika sang anak rindu sang ayah, kapan saja bisa menjumpai mobil itu dengan kondisi yang baik dan bukan dalam bentuk teronggok hancur.
"Almarhum ayah anak itu sayang sekali mobil ini. Kami juga sudah merestorasinya secara detil per bagian sampai mobil itu jadi baik," ujar Thole.
Thole enggan mengungkap identitas ayah anak itu. Namun ia memastikan almarhum ayah anak itu bukanlah bekas pejabat, tokoh berpengaruh atau pengusaha tajir. Melainkan hanya seorang warga biasa yang kebetulan semasa hidupnya sangat mencintai VW dan cintanya hanya tercurah pada Karmann Ghia itu.
Saat mobil itu dititipkan kepada Thole, sekilas saat itu memang kondisinya masih tampak utuh. Namun begitu ia kerok sedikit bodynya, baru tampak keropos di mana mana.
"Mobil itu sudah kami restorasi tiga tahun ini dari biaya kami dan sudah habis Rp 700 juta. Itupun hanya untuk belanja spare partnya," ujar Thole.
Komponen mobil yang di masa jayanya menjadi sport car populer itu memang tak main-main. Untuk velg nya saja memakan biaya lebih dari Rp 60 juta karena menggunakan seri speedmaster rilisan John Brownwill. Menurut Thole, di Indonesia belum banyak bahkan mungkin tak ada yang menggunakan velg itu.
Istimewanya Karmann Ghia ini juga karena sebagaian besar komponennya tetap mempertahankan orisinilnya.
Thole mengaku awalnya ia menerima banyak sekali tawaran harga yang ingin membeli mobil Karmann Ghia itu. Harga tawaran terakhir yang diterimanya Rp 1,2 miliar.
Walau pihaknya sudah mengeluarkan biaya besar untuk merestorasi Karmann Ghia itu, Thole tetap menganggap mobil itu adalah amanah yang dititipkan kepadanya.
"Kami menjaga kepercayaan anak yang sudah menitipkan mobil kesayangan ayahnya itu. Mobil ini seperti amanah, kami jaga saja selama mungkin dan tak akan menjualnya," ujarnya.