TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani, diketahui memiliki salah satu seri volkswagen (VW) yang selama ini menjadi salah satu buruan kolektor, Karmann Ghia. Seri VW yang diproduksi mulai 1955-1974 itu ikut bertebaran di ajang Jogja Volks Wagen Festival (JVWF) 2019 yang dihelat di Jogja Expo Center (JEC) Yogya yang dihelat pada 9-10 November 2019.
Tak kurang lima unit Karmann Ghia berbagai tahun mejeng manis di ajang tersebut. Galih Satrio Jati alias Thole, pemilik bengkel The Classic Hans Room Bekasi yang khusus bergerak menangani VW dan Prosche, tak menampik Karmann Ghia merupakan rare item dibanding seri VW lainnya.
"Sejarahnya mobil Karmann Ghia ini masuk Indonesia karena permintaan khusus. Jadi walau di dunia populasinya banyak, tapi di Indonesia mungkin hanya ada puluhan, tak sampai 100 unit yang punya," ujar Thole.
Yang membuat harga Karmann Ghia melambung, ujar Thole, karena memang mobil itu sebenarnya peruntukkannya bukan untuk pasar Indonesia. Thole hanya mengaku, untuk mendapatkan salah satu unit Karmann Ghia rilisan 1961, harus merogoh kocek agak dalam.
"Beli bahan mobilnya ada kalau bayar tiga digit," ujarnya merujuk angka ratusan juta rupiah.
Yang jelas setelah mobil itu selesai ia restorasi, ia mengaku tak rela kalau mobil itu hanya dihargai di kisaran Rp 1 miliar.
"Menghitung susahnya restorasi, lelahnya cari spare part, dan kesabaran membangun ulang mobil ini kalau dihargai Rp.1 koma sekian miliar belum mencukupi," ujarnya.
Uniknya Karmann Ghia ini, menurut Thole karena seri ini bukan masuk kategori sedan bukan juga sport. Seperti Porsche yang bukan muscle car maupun super car. Melainkan jenis roadster, yang dibuat khusus sebagai mobil harian tapi lincah dan bisa ngebut.
"Ini mobil standar (jalan) kenceng di jalan, tapi bukan mobil balap atau super car," ujar Thole yang membawa dua unit Karmann Ghia di ajang itu.
Karena peruntukkan awalnya bukan untuk pasar Indonesia, Thole mengaku kerap kesusahan pula mencari onderdil orisinilnya di tanah air.
Sejumlah spare part memang bisa ia peroleh di pasar luar dan merupakan barang new old stock atau NOS. Yakni barang produksi lama namun belum pernah terpakai.
Hanya saja tak semua spare part gampang ditemui. Misalnya untuk mencari karet kaca bagian depan Karmann Ghia sangat susah yang cocok karena masing masing tahun beda bagian list-nya. Tak bisa asal meng-kanibal onderdil seri satu ke seri lainnya jika tak mau mobilnya tersisip spare part seadanya.
Thole akhirnya mulai kompromi setelah tanpa hasil setahun ini mencari karet kaca itu ke berbagai koneksi komunitas VW baik di dalam atau luar negeri. Di berbagai pasar online pun karet kaca sesuai tahun mobilnya tak ada yang menjual.
"Saya akhirnya tetap pakai karet kaca dari seri Karmann Ghia keluaran tahun lain, yang itu pun dapetnya di penjual lapak dari Inggris," ujarnya.
Thole mengatakan karet kaca depan Karmann Ghia itu sebenarnya harganya hanya di bawah Rp 2 juta. Namun untuk menemukan yang orisinilnya sesuai tahun pembuatan seperti memaksa pemilik harus berburu sampai ujung dunia.