TEMPO.CO, Yogyakarta - Pendiri sekaligus ketua komunitas Jogja Gymkhana Racing Team (JGRT) Febra Budi Satria tak menyangka 'keisengannya' mengenalkan dunia slalom pada anaknya malah berbuah manis dan keterusan.
JGRT walau baru diresmikan 2018 lalu, kini kian bertumbuh menjadi wadah yang berfokus pada pembinaan pembalap khusus teknik slalom di Yogya dan nyaris tak pernah absen dari berbagai ajang kejuaraan nomor itu.
"Awalnya saya niatnya cuma nawari anak saya, Feno Reyhan Muhammad yang saat itu sudah hobi main gokart, ternyata mau," ujar Febra di sela ajang kontes otomotif bertajuk Car Meet Up: JogjaCARTa yang digagas Forum Komunikasi Mobil (FKM) di Lapangan Parkir Timur Stadion Maguwoharjo, Sabtu 16 November 2019.
Lalu Febra dan anak sulungnya itu, mulai rutin berlatih berdua tentang teknik teknik slalom di Stadion Maguwo. Baik zigzag, manuver hingga circle.
Lambat laun, sejumlah komunitas pecinta otomotif mulai melirik aktivitas yang dilakukan Febra bersama anaknya dan menyatakan ingin belajar bersama.
"Sekarang total kami mendidik lima orang yang diarahkan ke kompetisi baik A1 (kelas 1500 cc), A3 (1300 cc) dan FFA (free for all)," ujarnya.
Tak hanya orang dewasa, ada pula beberapa orang tua yang mau anaknya sejak usia belia dilatih Febra dengan JGRT nya. Salah satunya yang mulai tampak hasilnya yakni, Muhammad Dafa Dery Pratama, 12 tahun.
Siswa kelas 1 SMP Muhammadiyah 7 itu berkat didikan JGRT, sudah beberapa kali naik podium karena meraih prestasi dari sejumlah ajang sprint rally dan kejurnas slalom yang diikuti.
Tak hanya Dafa, putra sulung Febra, Feno, 17 tahun dan masih duduk dibangku kelas 2 SMA Al Azhar Yogya juga langganan juara di tingkat A1 slalom pemula baik kompetisi regional dan nasional.
Bahkan pembalap nasional yang kini memperkuat tim Pertamina, Altamira Henry Kurnia Boboy, juga hasil didikan JGRT. Boboy belum lama ini dinobatkan menjadi yang terbaik di event Honda Brio Slalom Challange Special Kejurnas U-23 yang dihelat Agustus 2019 lalu di Stadion Maguwoharjo.
Lantas bagaimana cara Febra mencetak pembalap-pembalap muda potensial di Yogya?
"Untuk awal seperti Dafa yang kebetulan sudah bisa basic setir mobil, bisa langsung diajari teknik slalomnya. Tapi untuk yang memang dari nol kami ajari setir dulu, kenalkan fungsi utama dalam mobil," ujarnya.
"Jadi pertama setelah bisa setir dengan baik dan aman, lalu diajarkan dasar dasar safety riding. Kemudian masuk fase teknik slalom," Febra menambahkan.
Teknik slalom yang diajarkan juga bertahap. Dimulai paling mudah yakni zig zag lalu beranjak ke angka 8 kemudian pelajari teknik putaran 360 derajat atau circle. Tiap teknik memiliki tingkat kesulitan berbeda satu sama lain. Misalnya untuk circle ke kiri dan ke kanan sudah berbeda kesulitannya.
Namun gymkhana bukan hanya soal kemahiran teknis. Jika sudah menguasai beberapa ilmu dasar, pembalap diajarkan cara memangkas waktu waktu atau take a time. Karena gymakhana memperlombakan bagaimana pembalap cepat nenyelesaikan misi. Dari titik ke titik dengan waktu sesingkat mungkin.
"Jadi gymkhana bukan seni seperti drifting, tapi bagaimana pembalap itu menyelesaikan misi sesuai instruksi kompetisi. Hits per hits," ujarnya.
Dengan ketentuan itu, Febra pun mengajarkan anak asuhnya bagaimana mengendalikan kecepatan dan ketepatan dalam belokan belokan yang dibuat. Pembalap diajarkan bagaimana bisa melakukan belokan tajam dengan jarak tipis tapi tidak mengenai cone yang ada.
Asyiknya, belajar slalom di JGRT ini biaya ditanggung bersama alias bisa dirembug. Febra tak menerapkan pembayaran dimuka jika ada orang hendak bergabung. Tergantung model latihan dan kejuaraan yang diikuti. Apakah luar kota atau dalan kota, apakah latihannya rutin atau hanya sekali sepekan. Karena prinsipnya masih komunitas.
"Misalnya untuk latihan, biaya sewa lokasi, ketersediaan mobil, kita share berapapun anggotanya di situ," ujarnya.
Rutinnya, JGRT menggelar latihan slalom sepekan sekali di Stadion Maguwoharjo dan biasanya mengambil hari Senin sore.