TEMPO.CO, Jakarta - PT Toyota Astra Motor (TAM) mengalami penurunan pasar paling kecil hanya 6 persen dibandingkan penurunan penjualan total kendaraan pada tahun ini yang mencapai sekitar 12 persen.
“Market share kami tahun lalu sekitar 30,6 persen tahun ini sekitar 32,4 persen. Kalau bisa sampai Desember mencapai 32 persen. Hal ini memang hasil yang cukup baik meskipun kompetisinya cukup ketat, pasar turun sekitar 11,8 persen, sedangkan Toyota turun 6,2 persen. Itulah kenapa market share kami bisa naik,” kata Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandy, Senin 25 November 2019.
Ia mengungkapkan penurunan yang tidak terlalu anjlok adalah bagian strategi penyegaran dan peluncuran produk baru pada tahun ini. Dia menambahkan penurunan penjualan pada tahun tak bisa dihindari, sejalan dengan penurunan penjualan secara nasional. Namun, menuruttnya Toyota masih sanggup menjaga kinerja tak melorot terlalu dalam.
Jimmi menjelaskan penurunan penjualan itu tak bisa dilepaskan dari pesta demokrasi pada tahun ini yang membuat konsumen menunda pembelian. Hal itu membuat total pasar pada akhir tahun diprediksi tak akan menembus angka 1,15 juta seperti yang dicatatkan pada tahun lalu.
“Tahun ini, sayang sekali penjualan tidak bisa sama dengan tahun lalu, agak menurun. Jadi kami perkirakan sampai akhir tahun, sama dengan perkiraan dengan Gaikindo, sekitar 1 juta unit, tapi tidak bisa mencapai 1,15 juta seperti tahun lalu,” katanya.
Baca Juga:
Dia mengatakan sejumlah model mencatatkan pertumbuhan pada tahun ini. Salah satunya adalah Rush yang tahun lalu mencatatkan penjualan sekitar 2.000 unit per bulan, naik menjadi 5.000 unit per bulan. Hal itu membuat komposisi model low sport utility vehicle (LSUV) itu mulai menyaingi penjualan Avanza.
BISNIS