Sebab saat melintasi 49 negara itu mereka juga tak menyambangi bengkel melainkan hanya mengandalkan mekanik yang dibawa. Dua mobil yang merupakan jenis cross country vehicle itu cukup bisa diandalkan.
Aminulloh mengaku wilayah dengan medan paling berat mereka lalui adalah Asia Tengah. Terutama saat tim masuk Kazakhstan, Kirgistan, dab Uzbekistan.
" Di Kirgistan kami menempuh jarak yang hanya 300 kilometer tapi sampai makan waktu dua hari karena jalannya gravel atau berbatu batu dan konturnya naik turun tanpa sedikitpun aspal," ujarnya.
Padahal dalam satu hari tim bisa melibas jarak 700-800 kilometer. Di Asia Tengah, Aminulloh bersyukur pula mereka tak menemui kendala walau sempat dilarang pihak kedutaan besar republik Indonesia di sana untuk melintas malam hari.
Dari perjalanan yang ditempuh, Aminulloh mengatakan pengeluaran terbesar untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) dan akomodasi.
"Misi kami dari perjalanan keliling dunia itu sebenarnya hanya ingin mengetahui sesuatu yang bisa kami pelajari dari Indonesia. Dan kami sekarang bersyukur, Indonesia dengan segala masalahnya, cuacanya, dan sebagainya kami anggap tetap negara paling nyaman," ujarnya.