TEMPO.CO, Jakarta - Bos Tim Racing Point F1, Lawrence Stroll, melirik saham Aston Martin yang merosot sejak Oktober 2018. Sejak wacana itu muncul, saham Aston Martin menunjukkan tren positif dan sempat naik 17 persen, pada Kamis pekan lalu.
Dilansir dari auto.ndtv, miliarder asal Kanada ini sedang mempersiapkan penawaran untuk saham utama Aston Martin, seperti ditulis Majalah Autocar. Aston Martin sebagai merek yang kerap dipakai dalam filem James Bond, diketahui mengalami masalah sejak flotasi pada Oktober 2018 karena penjualan gagal memenuhi harapan.
Jika resmi mengambil alih saham penuh Aston Martin, Lawrance Stroll, yang juga ayah dari pembalap F1, Lance Stroll, berpotensi menggantikan nama tim Racing Point menjadi Aston Martin. Terkait itu, Aston Martin menolak berkomentar begitu pun Racing Point.
Penjualan saham Aston Martin sendiri dapat membantu meningkatkan prospek perusahaan yang mengalami kerugian sekitar 92,3 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,7 triliun pada tahun ini.
Pada bulan Agustus lalu, investor terbesar Aston Martin, yakni Strategic European Investment Group, mengakuisisi tambahan 3 persen saham di perusahaan. Sebulan kemudian, Aston mengumpulkan utang US$ 150 juta dengan bunga 12 persen.
Rencana pengambilalihan saham oleh Stroll dianggap sebagai solusi jitu. Selain karena memiliki koneksi dengan jaringan di Formula1, Stroll yang juga menghasilkan banyak uang dari investasi di merek-merek fashion seperti Tommy Hilfiger dan Michael Kors.
Sebelumnya, Stroll juga membeli tim Force India, yang dimiliki bersama oleh Vijay Mally. Tim yang berbasis di Silverstone, yang menggunakan mesin Mercedes, itu finis diurutua ketujuh musim ini dan sedang merencanakan ekspansi pabrik.
Lance Stroll, putra Lawrence Stroll, saat ini menjadi pembalap Formula 1 di tim yang dibeli ayahnya. Ia berpasangan dengan Segio Perez yang dikontrak hingga 2022 mendatang. Di balap Formula 1, Aston Martin menempel di mobil tim RedBull Racing dengan pembalap Max Verstappen dan Alexander Albon.