TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim Mengembara Lintas Benua atau MLB dari Mercedes-Benz Club Banten rupanya belum puas setelah menyelesaikan misi gilanya menggelar touring melintasi 49 negara di tiga benua selama satu setengah tahun dari Mei 2018-Oktober 2019.
Tim yang beranggotakan tujuh orang dan mengendarai dua Mercedes Benz jadul berupa Mercy Tiger W123 280 E 1995 serta Mercy Jeep W463 G300 1983 itu ternyata sudah menyiapkan misi touring gila berikutnya.
"Insyaallah kalau ada rejeki ya kami akan touring kembali, dari utara atau dari Kanada sampai ke selatan, ke Argentina," ujar tim leader MLB yang juga anggota Mercedes-Benz Club Banten, Aminulloh, di Yogya 7 Desember 2019.
Aminulloh belum mau buka bukaan lebih jauh soal misi gila timnya itu. Ia juga belum bersedia mengungkap kapan perjalanan akan dilakukan.
"Soal kapan berangkat, walahuallam. Kami siapkan semuanya dulu, evaluasi semua yang sudah kami tempuh kemarin agar semua lancar," ujarnya.
Aminulloh menuturkan dari perjalanan melibas 49 negara dan l dilarang melintas di empat negara seperti Tunisia, Libya, Mesir dan Ukraina, banyak pelajaran yang dipetik timnya.
"Kami di jalan (saat melintasi 49 negara) kemarin bisa dibilang betul betul tergantung sama Tuhan. Akhirnya berasa Tuhan itu, hehe," ujar Aminulloh.
Bagaimana tidak, selama menempuh perjalanan yang memakan total 87 ribu kilometer itu, Aminulloh dan timnya mengalami cukup banyak pengalaman yang sangat panjang diceritakan.
Seperti saat tiga jam sebelum memasuki Pakistan ada bom bunuh diri meledak dan menewaskan 14 orang dan mereka dihadang petugas karena dilarang melintas di Tunisia dan Libya dengan alasan masih ada kasus perang saudara.
Meski demikian tim tak kapok untuk kembali berpetualang, mengulang sukses misi pertama perjalanan mereka yang menghabiskan biaya di atas Rp.3 miliar tanpa satu sponsor pun itu.
Yang jelas, ujar Aminulloh, dua mobil yang mereka kendarai kondisinya masih sehat dan berjalan normal. Selama perjalanan pertama dilakukan, tim itu turut membawa satu mekanik dengan stok spare part lengkap yang disimpan dalam roof rack mobilnya.
"Untuk ban saja kami belum pernah ganti, jadi spare part lumayan aman kemarin saat perjalanan pertama. Yang paling banyak makan biaya lebih ke akomodasi, mobil aman," ujarnya.