TEMPO.CO, Jakarta - Sejak resmi mengoperasikan taksi listrik pada bulan Mei lalu, bagaimana evaluasi PT Blue Bird sebagai perintis layanan transportasi publik berbasis tenaga listrik.
"Hingga saat ini kendaraan E-Bluebird dan E-Silverbird dapat beroperasi lancar. Kapasitas daya baterai memungkinkan pengemudi kami menempuh 350-400 kilometer sebelum melakukan pengisian daya ulang," kata Direktur PT Blue Bird Tbk, Andre Djokosoetono kepada Tempo, Rabu, 18 Desember 2019.
Jangkauan daya baterai itu, kata Andre, dapat memenuhi permintaan dari masyarakat yang ingin merasakan sensasi kendaraan listrik. Untuk meningkatkan layanan, Blue Bird kemudian menambah 200 unit kendaraan listrik baru, yakni tipe BYD T3.
"Kehadiran BYD T3 merupakan bagian komitmen kami untuk terus menghadirkan layanan terbaik serta inovasi-inovasi terbaru kepada para konsumen," kata dia.
Adapun alasan memilih BYD T3, salah satunya adalah jumlah kapasitas penumpang. Tipe ini lebih besar dan menampung lebih banyak penumpang dari model E6 yang lebih dulu digunakan.
"Khususnya kapasitas penumpang, itu membantu Bluebird dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang serta semakin menjadikan kendaraan E-Bluebird sebagai pilihan utama," ujarnya.
Untuk hasil evaluasi dalam tujuh bulan lebih, Andre mengklaim bahwa sejauh ini Blue Bird sangat senang dengan respons dari para pengguna E-Bluebird dan E-Silverbird. Mayoritas konsumen yang menggunakan taksi listrik, kata dia, memberikan respons yang sangat positif.
"Syukurlah hingga saat ini implementasinya dapat berjalan lancar. Mulai dari kesiapan armada dan pengemudi, hingga faktor yang paling krusial yaitu ketersediaan charging station," kata dia.
"Kami telah bekerjasama dengan PLN dalam menghadirkan Stasiun Penyedia Listrik Umum di pool Blue Bird, Mampang. Persiapan dan perencanaan matang itu, memungkinkan kami untuk mengantisipasi kendala-kendala yang tidak diinginkan," ujar dia.