TEMPO.CO, Jakarta - Investigasi NHTSA atau Otoritas Keselamatan Lalu Lintas Nasional Amerika Serikat terkait penarikan ulang 1,4 juta unit mobil Mercedes-Benz telah tuntas. Hasilnya Mercedes-Benz akan membayar denda US$ 13 juta sampai US$ 20 juta atau sekitar Rp182 miliar hingga Rp279 miliar, plus denda US$ 7 juta yang setara Rp 98 miliar jika tidak gagal memenuhi perjanjian.
Investigasi NHTSA itu sudah dimulai sejak tahun lalu, dengan fokus bagaimana Mercedes-Benz menangani beberapa aspek penarikan kendaraan. Hasilnya penyelidikan ini menemukan bukti bahwa Mercedes-Benz, tak hanya gagal memberi tahu pemilik tentang recall atau penarikan lang secara tepat waktu. Tapi juga gagal mengeluarkan penarikan kedua secara tepat waktu.
Menurut laporan Automotive News Europe yang dilansir dari motor1, penyidik NHTSA juga menemukan bagaimana Mercedes-Benz gagal menyerahkan semua laporan penarikan yang diperlukan.
"Keselamatan adalah prioritas utama NHTSA, dan persyaratan pelaporan agensi membantu memastikan bahwa konsumen dilindungi dan diberikan informasi penting tentang bagaimana cara mendapatkan penarikan diperbaiki," Administrator NHTSA, James Owens beberapa waktu lalu.
Tahun depan, Mercedes-Benz dan NHTSA akan bertemu setiap tiga bulan untuk membahas kemajuan bagaimana perusahaan asal Jerman tersebut mereformasi proses penarikannya. NHTSA memiliki opsi memperpanjang perjanjian selama satu tahun tambahan dalam kondisi tertentu.
Tapi apabila perjanjian itu gagal dipenuhi, maka Mercedes-Benz akan membayar US$ 7 juta atau setara Rp 78 miliar kepada NHTSA. Denda raturan miliar itu, disebut bukan untuk menganggu keuangan perusahaan mobil. Tapi bagaimana keselamatan harus menjadi prioritas utama bagi para pembuat mobil.
Jika gagal memberi tahu pemilik atau gagal mengeluarkan penarikan pada waktu yang tepat bisa tidak hanya berbahaya tetapi juga mematikan. Denda yang besar itu harus membuat para pabrikan mobil lain memahami pentingnya pelaporan penarikan ke NHTSA dan pemilik secara tepat waktu.
Terkait itu, pihak Mercedes-Benz mengklaim bahwa mereka tidak sengaja membuat kesalahan tersebut. Namun mereka mengakui bahwa Mercedes-Benz memang tidak dapat memenuhi tenggat waktu untuk memberikan laporan kepada NHTSA.