TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu pengemudi ojek online, Muhammad Nur tak menampik terjadinya penurunan penghasilan sejak sejumlah wilayah di Jakarta dilanda banjir. Mematikan aplikasi, menjadi pilihan untuk menghindari pemesanan atau penumpang yang tidak memungkinkan untuk diantar.
"Permintaan sih seperti biasa aja, cuman kebanyakan jaraknya jauh-jauh, apalagi sekarang banjir. Kita mesti siap-siap untuk cari jalan alternatif yang jaraknya bisa saja jauh,"ujarnya saat ditemui Tempo di wilayah Cempaka Putih, Kamis, 2 Januari 2020.
Saya juga takut, kata Nur kalau menolak pesanan dari konsumen. Sebab akan mempengaruhi performa akun aplikasi miliknya. Oleh karena itu, mematikan aplikasi pada periode tertentu menjadi pilihan terakhir.
"Tapi kalau memang genangannya parah, kemudian sudah cari jalan lain tapi tetap mentok, ya keputusannya ada di penumpang. Mau turun atau jalan, kita usahakan ikuti,"ujarnya.
"Tadi sempat ambil penumpang dari Gambir, menuju daerah Kemayoran. Itu saya muter jauh cari jalan-jalan tikus untuk menghindari banjir, sempat lawan arus juga."ucap Nur.
Banjir yang melanda Jakarta dan daerah sekitarnya sejak malam tahun baru, Selasa 31 Desember 2019, memang melumpuhkan sebagian besar aktivitas warga.
Khususnya mereka yang terdampak. Tak terkecuali juga Nur, yang rumahnya di wilayah Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Rumah saya juga kena banjir. Tapi alhamdulillah gak terlalu parah," ucap pria yang mengaku berumur 54 tahun tersebut.