TEMPO.CO, Jakarta - Volvo Cars mencatat rekor baru penjualan di Cina sepanjang 2019 dengan angka 161.436 unit. Angka ini meningkat 18,2 persen dibanding capaian tahun sebelumnya.
Menurut laporan China Daily, penjualan tinggi Volvo itu didorong oleh larisnya model SUV.
"Hasilnya adalah rekor sepanjang masa untuk Volvo Cars di Cina dan jumlah penjualan tertinggi yang pernah dicapai dalam satu pasar," kata produsen mobil itu dalam sebuah pernyataan, Senin, 13 Januari 2020.
Penjualan di Cina mendorong pengiriman unit secara global menjadi 705.452 kendaraan, naik 9,8 persen dari 2018, menurut produsen mobil itu.
Volvo mengatakan model-model SUV menjadi sorotan, khususnya ketika perusahaan memperoleh pangsa pasar di Cina, Amerika Serikat, dan Eropa di tengah stagnasi pasar mobil global.
Baca Juga:
SUV XC60 terus menjadi mobil terlaris untuk perusahaan di Cina dan secara global. Di Cina daratan, penjualannya mencapai 62.594 pada tahun 2019, naik 28 persen (year on year).
Capaian ini diikuti oleh sedan S90 buatan lokal, yang penjualannya tumbuh 24 persen dari 2018 menjadi 43.130, dan SUV XC90 impor, yang penjualannya naik 21 persen tahun-ke-tahun menjadi 17.806. Pada akhir 2019, Volvo memiliki 261 showroom di 148 kota di Cina. Showroom ini disebut akan menjadi standar global untuk menawarkan pelanggan pengalaman yang lebih baik pada tahun 2020.
Volvo mengatakan kinerja penjualannya yang memuaskan di negara itu dapat dikaitkan dengan upaya lokalisasi yang berkelanjutan dan pengakuan pelanggan akan penekanannya pada kesehatan, perlindungan lingkungan, dan keselamatan.
Pabrikan asal Swedia yang sahamnya dimiliki raksasa otomotif Cina, Geely Group, sekarang memiliki tiga pabrik mobil dan satu pabrik mesin di Cina, memproduksi sedan S90 dan S60 serta SUV XC60 dan XC40.
Sekitar 40 persen kendaraan tersebut diekspor ke 70 negara dan wilayah regional. “Ekspor iniyang menjadikan Volvo merek premium pertama yang menjual kendaraan buatan Cina ke Eropa dan Amerika Utara,” kata produsen mobil itu.
Volvo memiliki sekitar 600 pemasok di Cina, di mana pengadaannya menyumbang sekitar 30 persen dari total globalnya.
Volvo juga memiliki pusat desain dan fasilitas penelitian dan pengembangan (R&D) di negara ini.
"Volvo telah berkembang dari merek Swedia menjadi merek yang benar-benar global, dengan manufaktur yang kuat dan jaringan bisnis di kawasan inti termasuk Eropa, Cina, dan Amerika Serikat," kata Yuan Xiaolin, wakil presiden senior Volvo Car Group dan presiden serta CEO dari Mobil Volvo Asia Pasifik.