TEMPO.CO, Lombok - Pembeli Mitsubishi Outlander PHEV masih didominasi konsumen fleet. Baik dari kalangan swasta maupun instansi pemerintah. Sejak diluncurkan di GIIAS 2019 lalu, MMKSI mengklaim telah mengirim 21 unit kepada konsumen dari total 53 pemesanan. Lebih dari setengah pemesan tersebut datang dari konsumen fleet atau perusahaan. Termasuk PLN dan Pertamina.
"Ada juga konsumen biasa, tapi paling banyak dari kalangan perusahaan di wilayah Jabodetabek," ujar Head of Sales & Dealer Management Region 3 Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia, Ilham Iranda Syahputra, Kamis, 5 Februari 2020.
Angka penjualan yang terbilang masih minim tersebut dianggap bukan persoalan. Sebab, MMKSI juga tidak mematok target khusus kepada Outlander PHEV. "Kita memang tidak ada target untuk Outlander PHEV,"kata dia.
Outlander PHEV kata dia, memang disediakan sebagai pilihan bagi mereka yang ingin beralih ke mobil ramah lingkungan.
Harga yang terbilang mahal diduga sebagai penyebab mobil ini belum selarir produk lain dari Mitsubishi seperti Xpander. Ya, untuk saat ini, Outlander PHEV dibanderol dengan harga Rp 1,294 miliar On The Road DKI Jakarta.
Mitsubishi Outlander PHEV menjadi salah satu produk yang disesiakan MMKSI dalam acara Tes Drive bertema Ayo Gas Terus Media Adventure 2020 di Lombok.
Head of PC Product Planning Section, Hanif Risky, Jumat, 7 Februari 2020 menjelaskan bagaimana konsumsi bahan bakar mobil SUV 4x4 ini. Ya, seperti teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) pada umumnya, mobil ini menggabungkan mesin konvensional (bensin) dengan motor bertenaga listrik.
Hanif mengaku, tim MMKSI pernah melakukan uji coba bagaimana konsumsi baterai dan bensin mobil ini. Kata dia Outlander PHEV bisa menempuh jarak 695 kilometer dalam kondisi full tangki sekitar 45 liter bensin dan full baterai listrik.
"Total kita bisa menempuh 695 kilometer dari full baterai dan full bensin. Itu dalam kondisi bensin habis, tapi baterai masih ada,"ujarnya.