TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla, mengoperasikan kembali secara penuh pabrik perakitan Gigafactory di Shanghai, Cina. Pabrik ini ditutup sejak libur Tahun Baru Imlek karena virus corona.
Tesla telah mengadopsi serangkaian tindakan pencegahan dan pengendalian ilmiah untuk menjamin kesehatan karyawan, serta stabilitas dan keamanan produksi selama epidemi virus corona baru.
Tesla menggunakan alat digital untuk melacak kesehatan dan rute perjalanan setiap karyawan sebelum mereka mencapai kembali bekerja.
Selain menyediakan masker, kacamata, dan disinfektan yang memadai, Tesla memantau kesehatan karyawan secara hati-hati dan mendisinfeksi area kerja setiap hari, untuk memastikan kondisi yang aman.
Selain itu, pabrik menawarkan makan siang dan makan malam, menyediakan kehidupan asrama atau pabrik untuk mengurangi dampak virus corona seminimal mungkin.
Baca Juga:
Tesla memulai kembali produksi di Shanghai pada 10 Februari 2020.
Pabrik Shanghai memulai produksi percobaan pada akhir Oktober 2019 dan sekarang memproduksi 3.000 kendaraan per minggu, dan telah merencanakan untuk sepenuhnya melokalkan rantai pasokan Cina pada akhir tahun ini.
Sejumlah pabrikan otomotif seperti Honda dan Nissan masih menutup pabrik mereka di Wuhan, kota yang menjadi pusat epidemi virus corona.
SHANGHAI OBSERVER | CHINA DAILY