TEMPO.CO, Jakarta - Honda Motor Co Filipina akan menghentikan produksi di pabrik lokal mulai Maret 2020. Koalisi tenaga kerja terbesar negara itu seperti dikutip dari japantoday.com, Rabu, 26 Februari 2020, memperkirakan penghentikan produksi itu akan berdampak terhadap sekitar 2.000 pekerja. Sebelumnya, jumlah pekerja yang akan terkenda dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) diperkirakan 650 pekerja.
Alan Tanjusay, juru bicara Kongres Serikat Buruh Filipina, mengatakan kepada Kyodo News bahwa hampir 400 karyawan reguler perusahaan akan kehilangan pekerjaan. Jumlah itu disebut dapat berimbas lebih besar lagi di perusahaan yang memasok suku cadang ke Honda Filipina.
"Masalah yang lebih besar adalah 1.000-2.000 'endo' (akhir kontrak) dan pekerja kontrak yang bekerja di enam pemasok suku cadang Honda," kata Tanjusay.
"Kami telah mengirim pengacara kami ke sana," tambahnya, mengatakan bahwa organisasi telah menawarkan bantuan hukum kepada mereka yang akan terkena dampak.
Departemen Perdagangan dan Industri Filipina telah bertemu dengan para eksekutif perusahaan untuk membahas alternatif dan bagaimana meminimalkan dampak negatif.
"Struktur biaya perakitan mobil lokal mereka, yang memiliki sekitar 380 pekerja, pada dasarnya ditantang dan tidak ada perlindungan tarif, sehingga menjadikan impor kendaraan sebagai alternatif yang lebih murah," katanya.
Akhir pekan lalu, Honda Cars Philippines Inc. mengumumkan akan menghentikan operasi produksi pada bulan Maret, dengan alasan perlunya "alokasi dan distribusi sumber daya yang efisien."
Honda Cars Philippines, kemitraan antara Honda Motor Co Jepang dan entitas lokal AC Industrial Holdings Inc dan Rizal Commercial Banking Corp, didirikan pada November 1990.
Jalur perakitannya di selatan ibu kota Filipina, Manila, memproduksi sedan Honda City dan Honda BR-V.
