TEMPO.CO, Jakarta - Lexus, merek premium Toyota ini berambisi untuk mengejar ketertinggalannya soal penjualan dari Tesla. Di Amerika Serikat, penjualan Tesla bisa lebih tinggi dari Lexus terutama model 3 yang membuatnya laris manis. Sehingga, Lexus mengambil strategi baru dengan menawarkan mobil bekas Tesla bisa ditukar dengan mobil baru Lexus alias tukar tambah.
Tak hanya promosi tukar tambah, Lexus juga menguatkan jaringan penjualan dan bengkel untuk memberikan layanan prima kepada pelanggan. Misalnya, memastikan tidak ada waktu tunggu untuk suku cadang dan layanan purnajual terbaik. Sehingga mendapatkan nilai tinggi oleh J.D. Power, lembaga pemeringkat untuk kualitas, keandalan awal, dan kepuasan pelanggan.
Tampaknya Lexus berusaha sangat keras untuk bisa head-to-head dengan Tesla. Toyota dan Lexus sama-sama mendorong kampanye mobil hybrid mereka ketika produsen lain mulai beralih ke mobil listrik. Mereka pun mengkampanyekan bahwa mobil hybrid yang mereka buat lebih unggul dari mobil bensin namun tidak kalah dari mobil listrik.
Perang antara promosi mobil hybrid dan mobil listrik sangat ketat. Keduanya saling menyerang. Strategi ini dianggap oleh regulator setempat sebagai taktik pemasaran yang dianggap hampir melewati batas. Sehingga menerima pengawasan dan dilarang di beberapa pasar.
Tesla telah membuktikan dengan Model 3 bahwa mereka dapat menjual lebih banyak mobil mewah yang bersaing. Selain itu, Toyota tidak menghadirkan model mobil listrik tetapi sebaliknya, bekerja keras untuk mempromosikan kendaraan hybridnya. Meskipun di negara asalnya Jepang, Lexus memiliki produk dengan tenaga listrik. Namun, seperti yang ditunjukkan Consumer Reports, pemilik Tesla lebih mencintai mobil mereka daripada pemilik Lexus.
MOTOR1