TEMPO.CO, Jakarta - Pabrikan Jerman, Porsche, menyampaikan penurunan penjualan di Cina sama seperti produsen mobil lainnya akibat virus corona.
Presiden dan CEO Porsche Cina, Jens Puttgarcken seperti dilansir China Daily, Senin, 16 Maret 2020, mengatakan bahwa wabah virus corona telah menghambat momentum pertumbuhan jangka panjang Porsche di Cina, negara dengan penjualan mobil terbesar di dunia.
Penjualan Porsche di bulan Februari turun 60 persen year on year. Penurunan penjualan ini disebabkan karena masyarakat di Cina selama wabah menyerang berada di dalam rumah masing-masing dan menghindari ruang publi, termasuk showroom mobil.
“Penurunan penjualan kami lebih baik dari rata-rata industri yang mengalami penurunan hampir 80 persen year on year,” kata Puttfarcken.
Dia mengatakan Porsche Cina membentuk tim segera setelah wabah dan telah mengambil serangkaian langkah untuk membantu dealernya mengatasi masa-masa sulit, termasuk membatalkan penilaian kuartal pertama dan menyesuaikan indikator kinerja.
Puttfarcken mengatakan penjualan pada bulan Maret dan April akan rebound sedikit tetapi tidak akan mencapai level 2019. Ia memperkirakan kinerja pasar akan kembali normal mulai Mei 2020.
Puttfarcken menambahkan penjualannya tahun ini akan sulit diprediksi, karena virus corona yang menyebar di seluruh dunia, dan negara asalnya Jerman mungkin menghadapi tantangan yang sama seperti di Cina dalam beberapa bulan terakhir.
Dia mengatakan saat ini bisnis Porsche lebih baik. Sekitar 95 persen dealer Porsche di seluruh Cina sekarang memiliki persediaan suku cadang normal dan dapat menawarkan perawatan serta layanan purna jual lainnya.
Tahun lalu, Porsche mengirimkan 86.752 kendaraan kepada pelanggan di Cina, naik 8 persen year on year. Pasar di Cina memberikan kontribusi sebear 31 persen dari total penjualan global Porsche.