Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebersihan Helm Ojek Online Tetap Harus Dijaga, Ini Alasannya

Reporter

image-gnews
Seorang penumpang mengenakan helm Grab di depan pengemudi Uber di stasiun Manggarai, Jakarta, 26 Maret 2018. REUTERS/Beawiharta
Seorang penumpang mengenakan helm Grab di depan pengemudi Uber di stasiun Manggarai, Jakarta, 26 Maret 2018. REUTERS/Beawiharta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kerap dianggap sepeleh, penumpang ojek online atau ojol diharapkan tetap memperhatikan kebersihan helm. Ya, helm yang kotor bisa berdampak kesehatan. Jadi tak ada salahnya memastikan helm tetap higienis, terlebih di tengah situasi meluasnya penyebaran virus corona.

"Jangan sepelekan kebersihan helm karena bisa jadi helm yang kotor dan bau itu mengandung banyak jamur dan bakteri yang merugikan kesehatan,"ujar Manager Digital Marketing Cargloss Group, Yandy Suherman kepada Tempo, Rabu, 18 Maret 2020.

Bakteri dan jamur, kata Yandy bisa membahayakan kesehatan kulit kepala. Seperti, jerawat, rambut rontok, dan kerusakan kulit kepala. Oleh karena itu, dia menyarankan agar pemiliki helm selalu membersihkan bagian busa (Inner liner) pada helm agar bakteri tidak bersarang di busa tersebut.

Yandy menambahkan, untuk penumpang ojek online yang khawatir dengan kebersihan helm, bisa mengambil langkah pencegahan dengan menggunakan Balaclava atau Haircap. Balaclava sendiri merupakan aksesoris penutup kepala yang bisa membantu terhentinya kontak langsung antara busa helm dengan kulit kepala atau rambut.

"Kalau bisa selalu menggunakan balaclava atau Haircap untuk penumpang ojol,"ujarnya.

Meminimalisir Penyebaran Virus Corona?

Belakangan ramai soal apakah benda mati bisa menjadi perantara virus corona. Umumnya, ada pihak yang menyatakan benar dan sebaliknya, ada yang tegas menyatakan tidak.

Kementerian Kesehatan RI melalui Sekretariat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Achmad Yurianto menyampaikan bahwa virus corona tidak menular atau menginfeksi tanpa ada kontak langsung. Kata dia, Corona tak bisa menyebar sendiri lewat udara.

"Virus itu harus ada inangnya. Kalau di luar tubuh, 5-10 menit mati dia," ujar Yuri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin, 2 Maret 2020.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pernyataan Yurianto itu berbeda dengan imbauan tim peneliti dari Jerman yang menyebut virus corona yang ada pada manusia dan hewan dapat bertahan di permukaan benda dan tetap menular pada suhu kamar hingga sembilan hari. Hasil penelitian itu dimuat dalam Journal of Hospital Infection pada Februari lalu.

Tim peneliti ini bahkan menunjukkan sebagian anggota keluarga virus corona dapat bertahan empat dan lima hari di atas berbagai benda berbahan aluminium, kayu, kertas, plastik, dan kaca. Sebagian lain, yang hanya menginfeksi hewan, bahkan ditemukan bisa bertahan lebih dari 28 hari.

"Suhu rendah dan kelembapan udara tinggi meningkatkan umur mereka," kata Dokter Rumah Sakit Universitas Greifswald, Jerman, Gunter Kampf seperti dikutip laman Science Alert, Kamis, 13 Februari 2020.

Untuk mengurangi penyebaran virus corona secara umum, para penulis studi itu menyarankan setiap rumah sakit yang merawat pasien infeksi virus bernama covid-19 itu membersihkan lingkungan. Berbagai cairan dari natrium hipoklorit, hidrogen peroksida, atau etanol direkomendasikan untuk dipakai.

"Di rumah sakit, ini bisa saja ada di pegangan pintu, tombol-tombol yang terpasang, meja samping tempat tidur, rangka tempat tidur dan benda-benda lain di sekitar pasien yang sering terbuat dari logam atau plastik," kata Kampf.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) DKI Jakarta, Koesmedi Priharto pada Jumat 13 Maret 2020 lalu menyarankan masyarakat yang ingin bepergian atau ke luar rumah untuk memakai helm sendiri. Itu pun, kata dia tidak menjamin penyebaran virus corona, karena jarak 1-2 meter bisa jadi masalah juga.

"Kalau bisa pakai helm sendiri mungkin lebih baik. (Penutup kepala untuk helm) tidak menjanjikan (bisa melindungi dari paparan virus), karena jarak satu meter dua meter jadi masalah," kata dia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Piaggio Indonesia Rilis Vespa Genuine Helmet Terbaru, Harga Rp 1 Jutaan

31 hari lalu

Helm baru Vespa. (DOK PID)
Piaggio Indonesia Rilis Vespa Genuine Helmet Terbaru, Harga Rp 1 Jutaan

PT Piaggio Indonesia resmi merilis koleksi genuine helmet Vespa terbaru dengan varian warna yang lebih banyak.


NJS Rilis Dua Helm Baru ZX-I R GT dan KAIROZ GT di IMOS+ 2023

34 hari lalu

NJS rilis dua helm baru. (TEMPO/Erwan Hartawan)
NJS Rilis Dua Helm Baru ZX-I R GT dan KAIROZ GT di IMOS+ 2023

Dua produk helm NJS ZX-I R GT dan NJS KAIROZ GT rilis dalam ajang IMOS+ 2023. Simak daftar harganya di sini:


PM Selandia Baru Positif Covid Menjelang Pemilu

57 hari lalu

Chris Hipkins berbicara kepada awak media, setelah dikukuhkan sebagai satu-satunya calon pengganti Jacinda Ardern sebagai pemimpin Partai Buruh, di luar parlemen Selandia Baru di Wellington, Selandia Baru 21 Januari 2023. REUTERS/Lucy Craymer
PM Selandia Baru Positif Covid Menjelang Pemilu

Selandia Baru bersiap menghadapi Pemilu. PM Selandia Baru yang akan kembali mencalonkan diri, terserang Covid.


RSV Hadirkan Layanan Gratis Merawat Helm di Bandung

23 September 2023

RSV Helmet Care On Wheels di Bandung (Foto: RSV)
RSV Hadirkan Layanan Gratis Merawat Helm di Bandung

RSV Helmets meluncurkan program RSV Helmet Care On Wheels atau layanan gratis merawat helm di kota Bandung.


WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

18 September 2023

Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung mendaftarkan informasi untuk seorang pasien di pintu masuk klinik demam Rumah Sakit Pusat Wuhan, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, 31 Desember 2022.  Surat kabar resmi Partai Komunis, People's Daily, menerbitkan artikel mengutip beberapa pakar Cina yang mengatakan penyakit yang disebabkan oleh virus itu relatif ringan bagi kebanyakan orang pada hari Selasa. REUTERS/Tingshu Wang
WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

Cina diminta oleh WHO membuka akses seluas-luasnya untuk menyelidiki keberadaan virus Corona.


Pameran IMHAX 2023 Catat Transaksi hingga Rp 4,1 Miliar

14 September 2023

Pameran IMHAX 2023. (Foto: IMHAX)
Pameran IMHAX 2023 Catat Transaksi hingga Rp 4,1 Miliar

Pihak penyelenggara pameran Indonesia Motorcyle Helmets Apparel Accessories eXhibition (IMHAX) 2023 menginformasikan pencapaian transaksinya.


Waspadai Gejala Covid-19 Varian Pirola, Jangan Anggap Flu Biasa

12 September 2023

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Waspadai Gejala Covid-19 Varian Pirola, Jangan Anggap Flu Biasa

Covid-19 varian Pirola telah menyerang banyak orang dan pakar meminta mewaspadai gejalanya karena mirip flu sehingga perlu dipastikan dengan tes.


Hadapi Covid-19 Varian Pirola, Kemenkes Belum Wajibkan Pakai Masker

12 September 2023

Ilustrasi wanita menggunakan masker dua lapis. Shutterstock
Hadapi Covid-19 Varian Pirola, Kemenkes Belum Wajibkan Pakai Masker

Kemenkes belum membuka opsi kembali wajib memakai masker di ruang publik menyusul munculnya COVID-19 varian Pirola di sejumlah negara.


Empat Helm Balap Bekas Michael Schumacher Dilelang, Ada Helm Motor

4 September 2023

Helm balap Michael Schumacher ketika menjajal motor Ducati Desmosedici MotoGP pada tahun 2005 termasuk yang dilelang. (RM Sotheby)
Empat Helm Balap Bekas Michael Schumacher Dilelang, Ada Helm Motor

Rumah lelang Sotheby akan melelang empat helm balap bekas yang pernah digunakan legenda Formula 1 Michael Schumacher.


Laporan WHO Sebut Ada 1.4 Juta Kasus Baru Positif Covid-19

2 September 2023

Laporan WHO Sebut Ada 1.4 Juta Kasus Baru Positif Covid-19

WHO melaporkan ada lebih dari 1.4 juta kasus baru positif Covid-19 dan 1.800 kematian akibat virus corona dari 31 Juli 2023 - 27 Agustus 2023