TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Keselamatan Jalan IAM RoadSmart mengeluarkan hasil penelitian yang menjelaskan bahwa penggunaan Apple CarPlay dan Android Auto lebih berbahaya ketimbang mengemudi dalam keadaan setengah mabuk atau dalam pengaruh alkohol dengan batas yang aman.
Seperti dilansir dari motor1, organisasi yang berbasis di Inggris sejak 1965 ini mengeluarkan pernyataan yang berani. Menurut mereka, Apple CarPlay dan Android yang aktif pada layar sentuh bisa membuat pengemudi lebih reaktif dari pada mereka yang mengemudi dalam keadaan mabuk (pada batas yang sah), mengirim pesan teks, menggunakan ganja, atau berbicara dalam sambungan telepon.
Penelitian yang dilakukan IAM ini bekerja sama dengan TRL, FIA, dan Rees Jeffreys Road Fund. Mereka menemukan bahwa pengemudi dapat mengalihkan pandangan mereka dari jalan selama 16 detik saat menggunakan kedua sistem hiburan tersebut. Selama 16 detik, mobil bisa bergerak lebih dari 500 meter pada kecepatan 112 kilometer per jam.
Dari riset itu, IAM menemukan bahwa pengemudi yang minum saat berkendara memiliki reaksi yang lambat hingga 12 persen, pemakai ganja lebih lambat 21 persen, kemudian saat menulis pesan teks reaksi melambat 35 persen.
Saat dalam panggilan telepon genggam reaksi mengalami meningkatan hingga 46 persen, dan saat mengoperasikan Android Auto dan Apple CarPlay reaksi bisa mencapai 53- 57 persen. Bahkan untuk mengontrol volume suara kedua sistem itu memperlambat waktu reaksi hingga 30 dan 36 persen. Jadi ada gangguan yang meningkat secara negatif yang bisa mempengaruhi jarak berhenti dan kontrol jalur pengemudi.
Studi ini juga menegaskan bahwa pengemudi kerap meremehkan jumlah waktu yang mereka habiskan untuk memalingkan muka dari jalan sebanyak lima detik. Peserta dalam penelitian inni gagal bereaksi terhadap rangsangan dari luar di jalan di depan ketika terlibat dengan Apple CarPlay dan Andoid Auto. Bahkan beberapa kali reaksi mereka melambat sebanyak 50 persen.
Terlepas dari itu, studi ini merupakan alarm atau imbauan bagi pengguna mobil, bahwa teknologi memang dapat meningkatkan kenyamanan di dalam kabin, mengurangi kejenuhan saat berkendara jauh, dan sebagainya. Tetapi pada saat yang sama, teknlogi hiburan juga bisa membuat pengendara dan penumpang tidak aman.
Adapun teknologi yang dapat memberikan peningkatan keamanan dan kenyamanan antara lain kamera atau sensor blind-spot, deteksi pejalan kaki, dan adaptive cruise control. Fitur-fitur yang saat ini tersemat di sejumlah mobil baru, membuat Anda bisa lebih aman, dan terhindar dari bahaya.