TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Virus Corona telah mengakibatkan penjualan mobil bekas dan motor bekas sepi. Para pedagang melakukan sejumlah strategi untuk menarik konsumen bahkan rela menurunkan harga jual.
Irwan, pemilik showroom SR Motor di Srengseng Raya Kebon Jeruk, Jakarta Barat, menyatakan gerai penjualan motor bekasnya sepi karena masyarakat memilih tinggal di rumah selama periode social distancing. Bahkan, mereka bekerja pun dari rumah atau Work From Home (WFH)
"Pas ada pembatasan, sepi banget. Akhirnya sekarang showroom tutup untuk sementara," ungkap Irwan kepada Antara, Kamis 2 April 2020.
Pendapatan Irwan merosot hingga 50 persen. Ia pun rela menurunkan harga jual barang dagangannya karena sepinya permintaan. "Situasi sekarang memang agak payah penjualannya, nge-drop banget hampir 50 persen drop-nya," kata dia.
"Itu juga dengan menurunkan harga jual bisa sekitar Rp1 jutaan, mungkin bisa lebih. Kadang-kadang saya jual dengan harga modal," kata Irwan.
Pria yang punya hobi turing itu mengaku biasanya menjual 20 unit sepeda motor dalam satu pekan. "Biasanya penjualan di atas 20 unit lebih, cuma bulan lalu enggak sampai 10 unit," papar dia.
Irwan pun juga bersiasat dengan penjualan daring. Hanya saja, ia enggan menerima pembelian melalui kredit. Ia mengaku hanya menerima pembelian tunai. "Sementara penjualan lewat online kalau ada yang mau lihat motor, showroom dibuka. Sementara hanya melayani cash saja, tidak kredit untuk situasi saat ini," jelas dia.
Kendati demikian, Saputro Tirto Suprapto pemilik gerai penjualan motor besar @garasiputromoge mengaku tetap dapat pembeli. "Tetap ada saja pembeli. Cuma memang tak seramai sebelum ada wabah corona," jelas Saputro Tirto Suprapto.
Sebelum ada corona, Saputro mengungkapkan bisa menjual moge lebih dari tiga unit dalam sebulan. "Minimal 3-5 unit dalam sebulan sebelum adanya wabah ini, dan itu juga ada motor kecil dan juga motor gede," kata dia saat dihubungi Bisnis.
BISNIS