TEMPO.CO, Jakarta - Meluasnya wabah virus corona nyaris melumpuhkan semua sektor perekonomian. Tak terkecuali perusahaan jual-beli mobil bekas.
Presiden Direktur Mobil88, Halomoan Fischer menyatakan bahwa sejak medio Maret 2020, penjualan mobil bekas dari mobil88 ke konsumen mengalami penurunan. Sebaliknya, ada tren kenaikan penjualan mobil bekas dari konsumen ke perusahaan.
"Turunnya sekitar 25 persen dari bulan Februari ke Maret 2020. Penurunan itu seiring dengan munculnya isu pandemi," ujar Fischer kepada Tempo, Senin, 13 April 2020.
Fischer memprediksi kondisi pasar mobil bekas akan terus tertekan hingga semester 1 2020. Dia berharap di bulan Juli 2020 kondisi mulai membaik dengan asumsi jumlah korban positif virus corona mulai berkurang.
"Bulan Juli, kami harap sudah menggeliat lagi," ujarnya.
Tak habis akal, Fischer menilai jika dealer mobil bekas yang memiliki saluran digital sejatinya memiliki peluang untuk bertahan di tengah hantaman pandemi COVID-19. Sebab, kata dia konsumen yang berminat membeli mobil bekas masih bisa melakukan proses transaksi tanpa harus bertatap muka.
"Kami punya mobil88 e-store, jadi konsumen bisa melihat display dan berinteraksi dengan sales secara online. Bahkan untuk melihat langsung unit, kami punya program antar mobil ke rumah customer tanpa ada booking fee,"ujarnya.
Seretnya penjualan mobil bekas juga sejurus dengan anjloknya penjualan mobil baru. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahkan telah merivisi target penjualan mobil dari 1,05 juta unit menjadi 600 ribu atau turun sekitar 40 persen pada tahun 2020.
Tak hanya itu, sejumlah APM juga mengalami penurunan angka penjualan. Salah satunya, Astra Daihatsu Motor yang mengalami penurunan hingga 20 persen pada bulan Maret 2020.