TEMPO.CO, Paris - Produsen mobil asal Prancis, Renault, melaporkan penurunan 19,2 persen dalam pendapatan kuartal pertama tahun ini menjadi 10,13 miliar euro (setara Rp 170,2 triliun, kurs saat ini Rp 16.808 per euro), Reuters, Kamis, 23 April 2020. Meski demikian, Renault menyampaikan masih terlalu dini untuk menilai dampak apa yang akan ditimbulkan oleh wabah virus corona terhadap pendapatan perusahaan tahun ini.
Renault, yang telah membatalkan dividen dan menangguhkan prospek keuangannya, mengalami pukulan hebat oleh pandemi virus corona karena permintaan mobil merosot, sementara banyak dealer dan tempat produksi ditutup.
Renault menjual lebih banyak mobil di Rusia daripada di pasar dalam negeri pada periode Januari-Maret karena permintaan anjlok di Eropa, pertama kalinya pasar di Prancis turun dari posisi teratas Renault.
Namun, grup ini sedikit diuntungkan dari efek harga pada penjualan setelah meluncurkan model SUV yang lebih mahal seperti Renault Captur, tetapi ini tidak cukup untuk mengimbangi penurunan volume secara keseluruhan.
Renault mengatakan memiliki cadangan likuiditas 10,3 miliar euro (setara Rp 172,5 triliun) pada akhir Maret, 5,5 miliar euro (Rp 92,1 triliun) lebih rendah dibanding akhir 2019. Kuartal pertama secara tradisional merupakan periode ketika produsen mobil menggunakan uang tunai untuk menambah stok.
Renault diharapkan untuk memperbarui investor tentang strateginya untuk meningkatkan aliansi dengan Nissan pada pertengahan Mei, dengan rincian efisiensi dan rencana pembelian bersama.
Kedua perusahaan sudah berada di bawah tekanan sebelum krisis pandemi corona karena permintaan yang goyah di pasar negara berkembang.
Renault mengatakan dalam pernyataannya bahwa mereka ingin memulai kembali produksi jika memungkinkan. Pemerintah di seluruh Eropa telah memberlakukan shutdown untuk membendung penyebaran virus corona.