TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan mobil agen pemegang merek (APM) selama tiga bulan pertama 2020 menunjukkan tren penurunan. Namun, di tengah pelemahan pasar, masih ada sejumlah merek yang mencatatkan kinerja positif.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan ritel nasional membukukan 219.361 unit, turun 15,9 persen dibandingkan kinerja penjualan tahun lalu sebanyak 260.804 unit. Penurunan secara nasional itu diikuti oleh melemahya permintaan terhadap merek-merek besar, seperti Toyota dan Honda yang sama-sama turun sebesar 12,5 persen, diikuti Daihatsu sebesar 17,5 persen dan Mitsubishi 35,3 persen.
Selain itu, lemahnya penjualan turut melanda Mitsubishi Fuso yang terkoreksi sebesar 17,5 persen, dilanjutkan Isuzu 10,2 persen, dan Hino sebanyak 42,1 persen.
Yusak Billy, Bussines Innovation & Sales Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), mengatakan kondisi pasar di kuartal pertama 2020 memang cenderung turun dibandingkan tahun lalu karena sejumlah faktor, seperti banjir di awal tahun dan pembatasan aktivitas akibat pandemi virus corona.
"Penjualan Honda juga terdampak penurunan pasar, meskipun permintaan untuk model Honda Brio Satya masih cukup baik. Kuartal kedua kemungkinan masih akan terdampak oleh efek pandemi saat ini," tuturnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Menurutnya, meski diperkirakan memburuk, masih sulit dan terlalu dini untuk memprediksi secara pasti kondisi pasar di kuartal kedua karena situasi berubah begitu cepat. Dia berharap pelemahan tidak berlangsung lama dan pasar dapat segera bangkit.
Di sisi lain, sejumlah APM justru mencatatkan pertumbuhan di tengah pelemahan, di antaranya adalah Suzuki, DFSK, BMW Group (BMW dan Mini), dan Lexus. Suzuki tumbuh 7,9 persen secara tahunan, sementara DFSK melesat 188 persen, diikuti BMW 2,9 persen beserta Mini 16 persen, dan Lexus tumbuh 2,7 persen.
Arviane D. Bahar, Public Relation dan Digital Manager PT Sokonindo Automobile (DFSK) mengatakan peningkatan terjadi karena pada 2019 DFSK hanya menjual 2 model, yakni Glory 580 dan Super Cab. Sementara tahun ini menjual 3 model ditambah Glory 560.
"Berdasarkan segmennya, penjualan kendaraan komersial kami berkontribusi 61 persen dari total penjualan, sementara kendaraan penumpang 39 persen," kata Arvianne.
Dia menambahkan, Super Cab menjadi tulang punggung penjualan DFSK pada tiga bulan pertama tahun ini dengan kontribusi 61 persen, diikuti 30 perseb penjualan Glory 560, dan 8 persen Glory 580.
Sementara itu, General Manager Lexus Indonesia Adrian Tirtadjaja menyebutkan dari total penjualan sebanyak 271 unit, model sport utility vehicle (SUV) menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi sebesar 84,5 persen.
Sepanjang tiga bulan pertama ini, penjualan pabrik ke dealer atau wholesales juga mengalami pelambatan sebesar 7,9 persen, dari 255.191 unit pada 2019, menjadi 236.825 unit. Adapun, kinerja produksi pabrikan meningkat 3,9 persen secara tahunan.
BISNIS